Menurutnya, setelah penggerebekkan, pasutri tersebut langsung kabur meninggalkan indekos.
"Pokoknya setelah korban diambil dibawa pulang, pasutri itu juga langsung kabur kendarain motor. Pintu kamarnya digembok sampai sekarang. Padahal bayar kontrakannya baru DP Rp 200 ribu dari biaya Rp 500 ribu perbulan," bebernya.
Insiden itu, lanjut Herlina, membuat dia dan keluarganya resah. Lantaran bukan masalah pertama yang terjadi di indekos tersebut.
Sebelumnya, penghuni kost-kostan berwarna putih tulang lantai dua itu sering bermasalah.
Baca Juga:Penyekap Gadis di Tangsel Dibekuk, Polisi Sebut Pelaku Pasutri, Ini Perannya
"Penghuni kos-kosan gonta-ganti mulu, identitasnya juga nggak jelas. Kita nggak nyaman, resah, karena sering bermasalah. Bentar-bentar ribut, teriak. Banyak warga yang keluar, pas dilihat ternyata penghuni kosan," keluhnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang remaja di Tangsel disekap dalam lemari oleh pasutri. Tak hanya itu, korban berinsial A (16) juga mengalami tindak penganiayaan.
Korban diselamatkan secara paksa oleh keluarga setelah mendapat pesan permintaan minta tolong dari korban melalui messenger.
Kini, pasutri yang melakukan penganiyaan dan penyekapan itu sudah ditahan di ruang tahanan Polres Tangerang Selatan.
Tak hanya penganiayaan, pelaku ditetapkan sebagai tersangka atas kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan dijerat Undang-Undang Perlindungan Anak lantaran korban dijadikan pekerja seks komersil.
Baca Juga:Dramatis, Detik-Detik Penyelamatan Gadis Korban Penyekapan di Tangsel
Kontributor : Wivy Hikmatullah