Nomor 1 se-Indonesia, Kasus COVID-19 Jakarta Tambah 9.394 Orang

Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 33,9 persen, jauh dari standar WHO tidak lebih dari 5 persen.

Pebriansyah Ariefana | Stephanus Aranditio
Minggu, 27 Juni 2021 | 18:44 WIB
Nomor 1 se-Indonesia, Kasus COVID-19 Jakarta Tambah 9.394 Orang
Petugas Satpol PP menghentikan pengendara sepeda motor yang tidak memakai masker secara benar dalam Operasi Tertib Masker di kawasan Kampung Melayu, Jakarta, Senin (7/9/2020). [ANTARA FOTO/Aprillio Akbar]

SuaraJakarta.id - Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mengumumkan terjadi penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 9.394 orang pada Minggu (27/6/2021). Sehingga total kasus menjadi 520.061 orang.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan DKI, Dwi Oktavia mengatakan jumlah itu didapat dari pemeriksaan PCR sebanyak 30.724 spesimen dari 23.043 orang yang dites hari ini.

Adapun jumlah kasus aktif di Jakarta naik sejumlah 5.861 kasus, sehingga jumlah kasus aktif (orang yang masih dirawat/isolasi) sampai hari ini sebanyak 57.295 orang.

Total orang sembuh sebanyak 454.497 dengan tingkat kesembuhan 87,4 persen, dan total 8.269 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,6 persen, sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 2,7 persen.

Baca Juga:Mengerikan! 1 dari 8 Kasus COVID-19 Indonesia Menyerang Anak-anak, Banyak Balita Meninggal

Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 33,9 persen, jauh dari standar WHO tidak lebih dari 5 persen.

Sementara itu, proses vaksinasi juga masih terus berlangsung.

Adapun jumlah sasaran vaksinasi total Provinsi DKI Jakarta sebanyak 8.815.157 orang.

Untuk Vaksinasi Program, total dosis 1 saat ini sebanyak 4.077.736 orang (46,3 persen), dan total dosis 2 kini mencapai 1.911.230 orang (21,7 persen).

Lebih lanjut, capaian vaksinasi untuk warga usia 18-59 tahun, untuk dosis 1 telah dilakukan kepada 3.482.082 orang (44,1 persen) dan vaksinasi dosis 2 mencakup 1.375.957 orang (17,4 persen).

Baca Juga:3 Kabar Buruk dan 1 Kabar Baik COVID-19 Indonesia Hari Ini, Minggu 27 Juni

Sedangkan, pada kelompok lansia, vaksinasi dosis 1 telah dilakukan kepada 595.654 orang (65,3 persen) dan vaksinasi dosis 2 mencakup 535.273 orang (58,7 persen).

Sementara vaksinasi gotong royong, untuk dosis 1 telah diberikan kepada 75.756 orang dan dosis 2 sebanyak 23.258 orang.

Waspada anak-anak terpapar COVID-19

Media Lawan COVID-19 merilis data terbaru perkembangan COVID-19 Indonesia. Data terbaru, 1 dari 8 orang positif COVID-19 adalah anak-anak.

Update Data Nasional dan Analisis Kasus Covid-19 pada Anak-anak per 24 Juni 2020 yang dikeluarkan oleh Satgas Penanganan Covid-19, proporsi yang terpapar di kelompok usia anak ini cukup besar.

Dari total kasus Covid-19 di Indonesia, sebanyak 12,6 persen (250 ribu) berasal dari kelompok usia anak. Proporsi terbesar berada pada kelompok usia 7-12 tahun (28,02 persen), diikuti oleh kelompok usia 16-18 tahun (25,23 persen) dan 13-15 tahun (19,92 persen).

Namun, berdasarkan persentase angka kematian, yang tertinggi justru berada pada kelompok umur 0-2 tahun (0,81 persen), diikuti oleh kelompok usia 16-18 tahun (0,22 persen) dan 3-6 tahun (0,19 persen).

Data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga menunjukkan rawannya penularan virus Covid-19 pada kelompok usia anak. Ketua Umum IDAI Prof. Dr. Aman B.

Pulungan memaparkan, sebanyak 1 dari 8 kasus Covid-19 adalah anak-anak. Dari jumlah kasus itu, sebanyak 3-5 persen di antaranya meninggal dunia, dan separuhnya adalah balita.

Penambahan kasus positif Covid-19 ini sesungguhnya mencapai puncaknya pada Januari 2021 dan sempat mengalami penurunan hingga April 2021.

Namun, perkembangan akhir-akhir ini menunjukkan trennya kembali mengalami kenaikan pada Mei 2021, seiring dengan kian menyebarnya varian-varian baru Covid-19.

Sejumlah penelitian menyebutkan, varian-varian baru virus Covid-19 memiliki daya penularan lebih tinggi dibanding virus Covid-19 awal.

Dari empat varian baru yang berkembang, varian Delta asal India dinyatakan sebagai paling berbahaya, dengan daya tular 97 persen lebih tinggi. Diikuti oleh varian Gamma (Brasil) 38 persen, Alpha (Inggris) 29 persen, dan Beta (Afrika Selatan) 25 persen.

Sehubungan dengan itu, potensi penularan masif pada kelompok usia anak perlu sangat diwaspadai.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini