Mengenal Pakaian Adat Jakarta Berdasarkan Fungsi dan Kebutuhannya

Pakaian adat Betawi atau pakaian adat Jakarta, terbagi jadi tiga macam.

Rizki Nurmansyah
Jum'at, 23 Juli 2021 | 14:33 WIB
Mengenal Pakaian Adat Jakarta Berdasarkan Fungsi dan Kebutuhannya
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengenakan pakaian adat Jakarta atau Betawi usai menggelar upacara HUT DKI di Balai Kota. [Suara.com/Fakhri Fuadi Muflih]

Filosofi dari Kerancang merupakan perlambang keindahan, kecantikan, kedewasaan, keceriaan dan pergaulan yang mengikuti kearifan, atau aturan leluhur. Tujuannya untuk memelihara keagungan dan kehormatan perempuan.

2. Baju Sadariah

Baju Sadariah biasanya dikenakan oleh laki-laki. Cocoknya atau khasnya memakai celana panjang batik yang modelnya longgar, atau juga bisa mengenakan celana pantalon.

Pakaian ini biasanya dibuat dari bahan katun dan juga sutra yang modelnya berkerah tinggi dengan lebar 3 atau 4 cm berkancing sampai bawah dan berkantong dua buah di kiri dan kanan.

Baca Juga:Ulama Kharismatik Betawi Abdul Rasyid Abdullah Syafiie Meninggal Dunia

Baju Sadariah dilengkapi dengan kain sarung yang dilipat dan diletakkan di bahu (dinamakan cukin), memakai peci berwarna hitam polos, dan memakai alas kaki selop terompah.

Awalnya Baju Sadariah digunakan sebagai pakaian sehari-hari. Khususnya pada acara keagamaan. Namun kini dikenakan ke berbagai acara.

Baju Sadariah memiliki filosofi sebagai identitas lelaki rendah hati, sopan, dinamis dan berwibawa.

3. Baju Demang

Baju Demang pada awalnya banyak digunakan oleh laki-laki di lingkungan para pejabat. Sebutan Demang itu sendiri adalah pejabat resmi pemerintahan, yang kini bisa disamakan dengan Bupati.

Baca Juga:Daftar 6 Oleh-oleh Asli Bekasi, Kue Akar sampai Bolu Gulung Batik

Pakaian Demang disebut sebagai pakaian resmi bila menghadiri upacara-upacara adat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak