"Kalau di dalam kota, dua lagu itu dibayar Rp 500 ribu. Tapi kalau di luar kota bisa 3-4 kali lipat. Kalau event-event motor Rp 1 juta sekali manggung," kata Puput ditemui, Kamis (29/7/2021).
Puput sudah berkarier sebagai biduan sejak 2013 lalu. Saat itu, usianya masih 17 tahun.
Paling jauh, dia mendapat job manggung hingga menyebrang pulau ke Kalimantan. Dalam sebulan dia bisa mendapat penghasilan Rp 40 juta.
"Kalau nyebrang pulau beda lagi. Pernah di Kalimantan acara pelantikan bupati di sana buat nyanyi aja Rp 8 juta. Belum termasuk transport sama penginapan," ungkap anak kedua dari tiga bersaudara itu.
Baca Juga:Retribusi Pemakaman COVID-19 TPU Jombang Rp 1 Juta, Pengelola: di Luar Warga Tangsel
Mahasiswi Tingkat Akhir
Sudah lebih dari sebulan ini Puput menganggur di rumah lantaran jadwal manggungnya semua telah dibatalkan akibat aturan PPKM Level 4.
Namun ia tak menyerah. Ia tetap berikhtiar mencari rezeki lewat warung kopi yang dibuatnya bersama adik dan ibunya di lahan baru pemakaman khusus COVID-19 zona 2 TPU Jombang.
Kebetulan lahan baru pemakaman TPU Jombang itu tepat berada di belakang rumahnya. Sehingga, dia dan keluarganya memanfaatkan itu sebagai peluang mengais rezeki di tengah pandemi COVID-19.
Dalam sehari, dari hasil warung kopi tersebut, Puput mengaku bisa mendapat penghasilan hingga Rp 2 juta. Penghasilan itu tergantung sepi atau ramainya aktivitas pemakaman.
Baca Juga:Jerit Jasa Servis Elektronik di Tangsel Tutup Toko Sebulan Akibat PPKM: Kacau!
"Kalau lagi ramai sehari bisa dapat Rp 2 juta. Tapi kalau sepi sehari Rp 800 ribuan lah. Ya lumayan aja lagi pandemi gini," sebutnya.