Kisah Kakak Adik di Tangsel Jualan Bubur Kacang: Singkirkan Malu Demi Biaya Sekolah

Setiap harinya kakak beradik Ferdinand dan Anastasya berjualan bubur kacang hijau keliling dengan berjalan kaki.

Rizki Nurmansyah
Senin, 30 Agustus 2021 | 16:32 WIB
Kisah Kakak Adik di Tangsel Jualan Bubur Kacang: Singkirkan Malu Demi Biaya Sekolah
Ferdinan dan Anastasya remaja kakak beradik berjualan bubur kacang ijo keliling berjalan kaki di sejumlah perumahan di Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Hal senada juga diungkapkan Anastasya. Remaja putri 12 tahun itu mengaku tak malu meski harus berjualan bubur kacang hijau keliling berjalan kaki. Aktivitas itu telah ia lakoni sejak kelas 3 SD.

Anastasya mengatakan, ia ingin membantu menambah penghasilan orang tua. Ayahnya berprofesi sebagai sopir angkot, sedangkan sang ibu hanya seorang ibu rumah tangga.

"Buat bantuin orang tua biar ada kegiatan juga. Teman-teman sudah tahu kalau saya jualan, enggak malu, enggak kenapa-napa," ungkap Anastasya.

Sehari-hari, Anastasya keliling berjualan bubur kacang hijau berjalan kaki dengan membawa boks plastik persegi.

Baca Juga:Banyak Orang Tua Mengeluh, PTM Terbatas di Tangsel Ditarget Awal September

Sehari ada 15 bungkus bubur kacang yang dijual. Dia mendapat upah Rp 1 ribu dari setiap bungkusnya. Uang itu dia kumpulkan untuk membeli seragam dan peralatan sekolah.

Di tengah masa pembelajaran secara online, Anastasya yang duduk di bangku kelas VII SMP, meminjam handphone milik ibunya, bergantian dengan kakaknya Ferdinan.

"Upahnya dikumpulin buat (beli) peralatan sekolah. Kalau belajar pinjam HP sama ibu, gantian sama kakak. Belum mampu buat beli HP sendiri soalnya," bebernya.

Cita-Cita Jadi Pengacara

Anastasya yang merupakan anak ketiga dari empat saudara, memiliki mimpi besar yakni menjadi pengacara.

Baca Juga:Rumah Ludes Terbakar, Anak Asuh Ashanty: Tolong Bantu Warga di Sini Bunda

Tujuannya dia ingin membantu orang-orang kampung yang keterbatasan pengetahuan soal hukum ketika tersandung permasalahan hukum.

Anastasya mengaku, mulai memiliki cita-cita itu karena banyak menonton berita di televisi soal kasus hukum. Terutama dialami orang-orang tidak mampu.

"Cita-citanya pengen jadi pengacara, jadi biar bisa bantu warga kalau kesulitan mendapat bantuan hukum," ungkapnya.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini