"Sebagai pelajar nomor satu adalah sekolah, itu penting. Tapi, bukan berarti kita enggak bisa menyalurkan hobi dan bakat kita. Itu tema besar yang ingin diangkat lewat King of School," ujar Andrian.
Sebelum menginisiasi turnamen King of School, Andrian berdiskusi dengan pihak-pihak terkait, yang akhirnya keinginan sekolah diakomodir dengan tidak menggelar turnamen saat periode ujian, dan waktu bertanding di luar jam sekolah.
Di luar itu, Andrian mengaku sering kali mendapat permintaan untuk melakukan webinar edukasi. Pada akhirnya beberapa sekolah dan orang tua melirik dan membuka mata mengenai dunia esport, yang sejauh ini menurut Andrian, pemberitaan banyak berbau negatif.
"Ada tim esport profesional, digaji layak, membawa nama negara di turnamen internasional, pemerintah juga mendukung... Esport itu tidak perlu dibentrokan dengan pendidikan, keduanya bisa berjalan beriringan," kata Andrian.
Baca Juga:Bos RRQ: Jadi Pro Player Esports Tak Harus Tinggalkan Pendidikan
"Engga semua harus jadi pro-player, tapi mereka harus diberikan kesempatan untuk mencoba, dan wadahnya harus jelas, bekerja sama dengan sekolah dan instansi terkait."
Andrian menambahkan adanya King of School juga dapat menyaring bakat-bakat terpendam dan bisa melahirkan juara baru dan atlet-atlet esport baru yang bisa berprestasi untuk Indonesia.
King of School 2021 akan berjalan dalam empat tahap kompetisi, yaitu regional qualifier mulai 13 September-17 Oktober 2021, kemudian open qualifier pada 4-31 Oktober 2021, wild card pada 4-7 November 2021 dan nasional pada 15-28 November 2021. [ANTARA]