Dari tempat pencucian plastik yang terdapat kotak besar itu, air limbah yang sudah dicuci kemudian dibuang ke sungai melalui peralon yang menjorok ke sungai. Tempat pembuangan itu persis berada di tempat warga yang biasa memancing.
![Tangkapan layar video viral air Sungai Cisadane tercemar limbah berwarna merah. [Instagram@infotangsel]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/10/04/20100-pencemaran-sungai-cisadane.jpg)
Tak heran, viralnya pencemaran Sungau Cisadane itu kali pertama ditemukan dan direkam video oleh warga yang tengah asik memancing di sana. Video tersebut, lalu viral di media sosial sejak Sabtu (2/10/2021).
Kini, Komarudin hanya bisa pasrah. Dia pun mempersilakan jika pihak Pemerintah Kota Tangsel dan aparat penegak hukum menyegel tempat usahanya itu.
Tetapi jika ditutup, Komar meminta solusi untuk lima pekerjanya yang akan terkena dampak jika lapaknya itu ditutup atau disegel.
Baca Juga:Akui Salah Cemari Sungai Cisadane dengan Limbah Pewarna, Komar: Kecolongan
"Ya kita sih nggak tahu lanjut atau nggak. Harapannya dilihat dululah, dikonfirmasi apa yang jadi masalahnya. Buat pribadi saya nggak masalah, tapi kasihan buat yang kerja. Hari ini tutup nggak masalah, ada solusi gak buat yang kerja?" ungkapnya.
"Buat saya pribadi modal Rp 10 juta mah sudah biasa lah, mungkin juga sudah balik modal selama 6 bulan itu. Tapi ada solusi nggak buat karyawan itu," sambung Komar.
![Sungai Cisadane [Suara.com/Muhammad Jehan Nurhakim]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/05/25/31919-sungai-cisadane-suaracommuhammad-jehan-nurhakim.jpg)
Komar pun menyayangkan, aksi yang dilakukan pemancing yang memviralkan video adanya air Sungai Cisadane berwarna merah akibat dari pembuangan limbah dari lapaknya.
"Tolong pikirin yang bikin viral. Kalau ada kesalahan kita akui, tapi konfirmasi ke kita seperti apa. Kita bisa jelasin. Kita langsung stop kok, nggak ngeyel," ungkapnya.
Baca Juga:Mengenal Rumah Aannemers, Bangunan yang Digagas Jadi Wisata Sejarah di Serpong