Polres Tangsel Periksa 2 Orang Kasus Pencemaran Sungai Cisadane Berwarna Merah

Pencemaran Sungai Cisadane tersebut diduga berasal dari lapak pengolahan limbah plastik.

Rizki Nurmansyah
Senin, 04 Oktober 2021 | 15:41 WIB
Polres Tangsel Periksa 2 Orang Kasus Pencemaran Sungai Cisadane Berwarna Merah
Kasat Reskrim Polres Tangsel AKP Angga Surya Saputra usai mengambil sampel limbah plastik dan air Sungai Cisadane di Serpong, Tangsel, Senin (4/10/2021). [SuaraJakarta.id—grup Suara.com/Wivy Hikmatullah]

"Baru enam bulan operasi. Iya salah, sampai kayak gini ya memang kita yang salah. Tapi ini baru pertama kali dan itu kecolongan," terang Komar.

Komar mengaku, limbah plastik tersebut dia dapat dari para pengepul. Sementara plastik yang menyebabkan Sungai Cisadane tercemar merupakan bekas bungkus sosis yang didapat dari salah satu pabrik di Cikande, Kabupaten Serang.

"Pewarna makanan sosis dari Cikande, tapi saya nggak tahu-menahu karena plastiknya ini didaptkan dari pengepul, mereka yang keliling. Di sini hanya pencucian plastiknya saja," ungkapnya.

Pantauan SuaraJakarta.id—grup Suara.com—di lokasi, sejumlah limbah plastik yang menjadi pembungkus pewarna sosis itu sebagian masih bertumpuk.

Baca Juga:Akui Salah Cemari Sungai Cisadane dengan Limbah Pewarna, Komar: Kecolongan

Sementara aktivitas pencucian plastik itu kini dihentikan lantaran dalam pemeriksaan dinas tekait hingga kepolisian.

Dari tempat pencucian plastik yang terdapat kotak besar itu, air limbah yang sudah dicuci kemudian dibuang ke sungai melalui peralon yang menjorok ke sungai. Tempat pembuangan itu persis berada di tempat warga yang biasa memancing.

Tangkapan layar video viral air Sungai Cisadane tercemar limbah berwarna merah. [Instagram@infotangsel]
Tangkapan layar video viral air Sungai Cisadane tercemar limbah berwarna merah. [Instagram@infotangsel]

Tak heran, viralnya pencemaran Sungau Cisadane itu kali pertama ditemukan dan direkam video oleh warga yang tengah asik memancing di sana. Video tersebut, lalu viral di media sosial sejak Sabtu (2/10/2021).

Kini, Komarudin hanya bisa pasrah. Dia pun mempersilakan jika pihak Pemerintah Kota Tangsel dan aparat penegak hukum menyegel tempat usahanya itu.

Tetapi jika ditutup, Komar meminta solusi untuk lima pekerjanya yang akan terkena dampak jika lapaknya itu ditutup atau disegel.

Baca Juga:Mengenal Rumah Aannemers, Bangunan yang Digagas Jadi Wisata Sejarah di Serpong

"Ya kita sih nggak tahu lanjut atau nggak. Harapannya dilihat dululah, dikonfirmasi apa yang jadi masalahnya. Buat pribadi saya nggak masalah, tapi kasihan buat yang kerja. Hari ini tutup nggak masalah, ada solusi gak buat yang kerja?" ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini