SuaraJakarta.id - Grafiti "Koruptor Dirangkul, Rakyat Kecil Dipukul" di Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, yang viral kini sudah dihapus menggunakan cat putih.
Grafiti tersebut dihapus oleh pihak RW setempat dan sejumlah warga. Grafiti itu dihapus lantaran dianggap akan menimbulkan kegaduhan di lingkungan.
Hal itu diungkapkan oleh Sudirman, Ketua RW 11 Kelurahan Bintaro. Dia menyebut grafiti itu ditutupi dengan cat putih pada Selasa (5/10/2021) malam.
"Kemarin sudah dicat oleh sebagian warga, antisipasi kegaduhan berikutnya, makanya di cat," kata Sudirman saat dikonfirmasi SuaraJakarta.id—grup Suara.com—Kamis (7/10/2021).
Baca Juga:Grafiti "Koruptor Dirangkul, Rakyat Kecil Dipukul" di Bintaro, Begini Kesaksian Ketua RT
Sudirman mengaku, risih dengan adanya grafiti satire tersebut. Pasalnya, tulisan itu dapat membuat gaduh warga.
"Kalau menurut saya nggak pas sih, karena ada di wilayah kami juga, saya nggak mau gaduh di wilayah. Kalau orang mau mengeluarkan ekspresi, jangan di tempat yang sifatnya akan mengotori lingkungan," ungkapnya.
"Secara logika kita baca, kata-katanya nggak pas lah. Kita aja menjaga lingkungan bersih, ada kata-kata kayak gitu jadi nggak bagus, bikin gaduh di lingkungan," sambung Sudirman.
Sudirman menuturkan, baru mengetahui adanya grafiti satire itu pada Selasa (5/10/2021). Saat itu, grafiti yang menyentil koruptor itu sudah viral di media sosial.
Sudirman pun khawatir, adanya grafiti itu akan membuat gaduh karena ada yang merasa tersinggung.
Baca Juga:Viral Grafiti Koruptor Dirangkul Rakyat Kecil Dipukul di Bintaro, Kini Telah Dihapus
"Secara awam masyarakat sini paham hal tersebut. Kan kita nggak tahu persis kata-kata ini ekspresi mereka ditujukkan ke siapa nggak jelas. Ya tentunya ada di wilayah saya jadi nggak pas lah, nggak setuju," tuturnya.
"Tapi saya nggak mau wilayah saya dikotori dengan kata-kata atau aspirasi yang akan membuat gaduh, orang nggak nyaman dan membuat berpikiran negatif," tutup Sudirman.
Viral di Medsos
Sebelumnya diberitakan, grafiti satire bertuliskan “Koruptor Dirangkul, Rakyat Kecil Dipukul” berada di sebuah tembok di Jalan Taman Bintaro Barat, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Grafiti tersebut viral usai diunggah oleh akun Instagram @merekamjakarta pada Rabu (6/10/2021).
Dalam video berdurasi 30 detik itu terlihat tulisan 'Koruptor Dirangkul' dibuat dengan cat warna merah, serta terdapat cap tangan lima jari.
Sedangkan tulisan 'Rakyat Kecil' dibuat dengan cat warna putih dan 'Dipukul' dibuat dengan cat warna merah.
Kini, grafiti satire koruptor itu telah dihapus. Pantauan SuaraJakarta.id di lokasi, grafiti tersebut dihapus dengan ditimpa dengan cat warna putih. Di sisinya tersisa seidikt cat warna hitam yang menjadi dasar grafiti tersebut.
Grafiti itu berada di samping tempat bermain dan Musholla Al-Hasanah yang tak jauh dari Taman Bintaro Barat, Kelurahan Bintaro.
Temboknya, berukuran tinggi sekira 2 meter lebih dan panjangnya lebih dari 5 meter. Lokasinya, berada jauh dari rumah penduduk dan masuk ke wilayah RT 12 RW 11.
Di bawah tembok tersebut, terlihat bekas cat warna merah dan putih. Serta plastik bening bekas bungkus cat warna putih.
Ramai Sejak Malam Minggu
Sementara itu, Saan Ketua RT menerangkan, grafiti satire itu sudah ramai sejak Sabtu malam (2/10/2021). Bahkan, pihak kelurahan, Polsek dan TNI sudah meninjau ke lokasi.
Tetapi Saan mengaku dirinya baru melihat langsung grafiti tersebut pada Minggu pagi (3/10/2021).
"Malam Minggu sudah ramai di situ, Pak Lurah dan polsek-TNI sudah pada mantau juga. Tapi saya baru lihat langsung besok paginya," katanya ditemui di kediamannya, Kamis (7/10/2021).
Saan menerangkan, hingga saat ini pembuat grafiti satire itu belum diketahui. Pasalnya, di lokasi sekitar tak ada kamera pengawas atau CCTV.
"Mungkin dibuatnya malam pas lagi sepi. Sampai sekarang belum ketahuan yang buatnya siapa, lagi dicari, kan nggak ada kamera CCTV juga. Tapi kayaknya bukan pemuda sini," terang Saan.
Soal tulisan satire dalam grafiti tersebut, Saan menganggap hal itu dilakukan oleh remaja atau orang dewasa. Pasalnya, isi tulisannya pun yang bisa dipahami orang dewasa yakni menyinggung soal koruptor.
"Kalau menurut saya, tulisan itu pemikiran yang buat pemasukan (kritik) aja, ada juga mungkin yang punya kepentingan politik. Kalau (pembuatnya) anak-anak, mungkin hanya sekedar gambar," ungkap Saan.
"Tapi kayaknya (pembuatnya) orang dewasa, kata-kata itu bukan dipahami anak-anak lagi. Kalau dibilang kenakalannya bisa dibilang (yang dilakuin) remaja-remaja mungkin," papar Saan.
Terpisah, Bhabinkamtibnas Kelurahan Bintaro Polsek Pesanggrahan Aiptu Sunarto mengaku, tak tahu-menahu soal grafiti satire tersebut. Dia hanya tahu setelah ramai pada Selasa (5/10/2021).
"Ramainya Selasa kemarin, tapi saya juga kurang tahu karena bukan kewenangan saya," singkatnya ditemui di Kelurahan Bintaro, Kamis (7/10/2021).
Kontributor : Wivy Hikmatullah