SuaraJakarta.id - Anggota DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak menilai Gubernur DKI Anies Baswedan dan wakilnya Ahmad Riza Patria harus ikut tanggung jawab atas kecelakaan beruntun TransJakarta akhir-akhir ini.
"Dalam hal ini gubernur dan wakil gubernur ikut bertanggung jawab, termasuk juga tanggung jawab moral atas korban meninggal karena tidak ada yang bisa menggantikan nyawa korban," kata Gilbert dalam keterangan resmi, Senin (14/3/2022).
Tanggung jawab ini, lanjutnya, karena TransJakarta sendiri merupakan perusahaan jasa transportasi milik Pemprov DKI. Sehingga Anies dan Riza bisa diartikan sebagai sosok pemegang saham perusahaan.
Belum lagi, lanjut politisi PDIP itu, dalam rapat Komisi B DPRD DKI Jakarta dengan direksi TransJakarta, terdapat banyak temuan masalah, termasuk inkompetensi beberapa direksi.
Baca Juga:TransJakarta Hattrick Kecelakaan Dalam 24 Jam Terakhir, Ini Respons Wagub DKI
"Alih-alih mengganti direktur pelayanan eks TGUPP yang tidak punya pengalaman pun mengelola bajaj, malah direktur yang lain yang dicopot," katanya.
Malah, ujar Gilbert, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memberi pernyataan yang terkesan membela direksi walau terdapat angka kecelakaan sekitar 56 kali per bulan.
"Setelah rapat Komisi B sekian bulan berlalu, korban terus berjatuhan malah sudah ada seorang wanita mati dilindas. Seharusnya evaluasi dilakukan dan jika perlu direksi yang ada dicopot dan diganti yang baru dengan latar belakang yang baik untuk mendampingi dirut yang baru," katanya.
Hal itu, tegasnya, mendesak dilakukan agar ada perbaikan dalam pelayanan dan keselamatan.
Di sisi lain, katanya, Gubernur Anies Baswedan menyatakan masalah transportasi adalah soal kepadatan lalu lintas serta polusi dan melihat elektrifikasi bus yang jadi solusi.
Baca Juga:Kronologi Pemotor Tewas di Tempat Tertabrak TransJakarta di Pasar Minggu
Padahal menurut Gilbert, hal itu tidak tepat karena masalah utama dalam transportasi publik adalah keselamatan, baik transportasi darat, laut maupun udara.
"Tetapi terkesan Gubernur Anies tidak memiliki sense of crisis akan keselamatan 10 juta lebih warga Jakarta sehingga korban terus berjatuhan," ucapnya.
Menurut Gilbert, diperlukan paradigma pro rakyat untuk mampu mengenali masalah keselamatan ini sebagai masalah terpenting.
"Hal itu harus dimiliki tanpa harus menunggu keluarga sendiri yang jadi korban untuk menghayati penderitaan orang," tuturnya.
Sebelumnya, sejak Minggu (13/3) hingga Senin ini terjadi tiga kali kecelakaan TransJakarta.
Pada Minggu (13/3) sekitar pukul 06.10 WIB terjadi kecelakaan di Jalan MH Thamrin yang mengakibatkan seorang pengendara motor tewas terlindas bus TransJakarta.
Pada hari yang sama yakni di Pesanggrahan, Jakarta Selatan bus TransJakarta menabrak separator hingga mengakibatkan tangki bahan bakar minyak bus tersebut berceceran di jalan.
Sementara itu, kecelakaan TransJakarta yang ketiga terjadi pada Senin pagi ini yang menyebabkan seorang pengendara gerobak motor tewas tertabrak di Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan.