Soal Fenomena Strawberry Supermoon, Ini Penjelasan Astronom Planetarium Jakarta

Strawberry supermoon menyadur istilah luar negeri yang menunjukkan fenomena purnama tujuh persen lebih besar dan sekitar 14-15 persen lebih terang dari purnama biasa.

Rizki Nurmansyah
Rabu, 15 Juni 2022 | 06:27 WIB
Soal Fenomena Strawberry Supermoon, Ini Penjelasan Astronom Planetarium Jakarta
Masyarakat melihat fenomena Strawberry Supermoon dengan teleskop seharga Rp15 juta di area Dome Symphony of The Sea Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, Selasa (14/6/2022) malam. [ANTARA/Abdu Faisal]

SuaraJakarta.id - Fenomena strawberry supermoon atau purnama super stroberi menghiasi langit Kota Jakarta tadi malam, Selasa (14/6/2022). Lantas apa yang dimaksud dengan istilah strawberry supermoon?

Terkait ini, Astronom Planetarium dan Observatorium Jakarta Unit Pengelola Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki Widya Sawitar menjelaskan asal muasal istilah fenomena strawberry supermoon.

Widya membeberkan istilah itu saat menggelar acara "Piknik Malam Bersama" di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, Selasa malam.

Awalnya, Widya mendapatkan pertanyaan dari salah satu peserta acara itu mengenai istilah strawberry supermoon yang tidak terlihat merah seperti buah stroberi, namun justru berwarna putih.

Baca Juga:Wow! Tanggal 14 Juni hingga 14 Juli 2022, Bakal Ada Tiga Fenomena Antariksa yang Cukup Langka

"Katanya stroberi, kok warnanya putih?" demikian pertanyaan dari salah seorang peserta piknik malam tersebut.

Kemudian, Widya menerangkan para astronom tidak menggunakan istilah strawberry dari fenomena supermoon untuk menyebut purnama super pada malam ini.

Widya menuturkan istilah nama stroberi itu memang ada, namun tidak terkait dengan bentuk purnama super saat ini.

"Kami sih astronom tidak memakai itu. Tapi dari budaya, ya itu ada. Sekarang ini memang musim stroberi misalnya di sana, nah disebut Strawberry Moon. Enggak ada kaitan dengan bentuk," kata Widya.

Bapak Astronom Amatir Indonesia tersebut menyamakan definisi stroberi dengan istilah lain, seperti blue moon yang tidak terkait penampakan berwarna biru, namun karena ada purnama dua kali dalam satu bulan Masehi.

Baca Juga:Pertama Kalinya Dalam 18 Tahun Terakhir, Fenomena 5 Planet Sejajar di Langit

"Misalnya, 1 Januari purnama. Nanti purnama lagi 30 Januari, nah yang kedua itu namanya Blue Moon. Jadi dalam bulan yang sama," tutur Widya.

Widya juga menjelaskan istilah fenomena unik lain, yakni bulan darah (Blood Moon) yang tidak terkait dengan darah.

Menurut Widya, istilah blood moon karena mengikuti warna bulan yang sedikit kemerah-merahan seperti tembaga.

Sementara itu, Ketua Panitia Acara Piknik Malam Bersama Taman Impian Jaya Ancol Muhammad Raihan menuturkan strawberry supermoon menyadur istilah luar negeri yang menunjukkan fenomena purnama tujuh persen lebih besar dan sekitar 14-15 persen lebih terang dari purnama biasa.

Sedangkan kata strawberry itu diambil dari penanggalan kuno para petani di daratan Benua Amerika.

"Katanya memang purnama yang jatuh pada minggu kedua bulan Juni adalah saat mereka panen stroberi. Makanya mereka menyebutnya sebagai strawberry supermoon," tutur penceramah astronomi dari Planetarium dan Observatorium Jakarta Unit Pengelola Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini