Kualitas Udara Jakarta Buruk, Wagub DKI Duga Penyebabnya karena Ini

Sebelumnya, lembaga data kualitas udara, IQ Air menempatkan Jakarta pada posisi pertama sebagai kota dengan kualitas udara tidak sehat atau yang terburuk pada Rabu (15/6).

Rizki Nurmansyah
Kamis, 16 Juni 2022 | 17:31 WIB
Kualitas Udara Jakarta Buruk, Wagub DKI Duga Penyebabnya karena Ini
Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota, Kamis (16/6/2022). [ANTARA]

SuaraJakarta.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menduga kualitas udara Jakarta kembali buruk akhir-akhir ini akibat naiknya volume kendaraan.

"Memang Jakarta ini cukup padat. Kendaraan kembali normal, ada peningkatan polusi," kata Wagub DKI di Balai Kota Jakarta, Kamis (16/6/2022).

Riza menjelaskan berbagai upaya terus digenjot untuk mendukung pengurangan polusi udara.

"Ini menjadi perhatian, kami akan melakukan evaluasi untuk mengatasi masalah ini," katanya.

Baca Juga:Tempat Wisata Gratis Masyarakat, Wagub DKI Sebut Tebet Eco Park Bisa Diproyeksikan jadi Zona Emisi Rendah

Adapun salah satu upaya Pemprov DKI dalam menekan polusi udara yakni mengarahkan masyarakat menggunakan transportasi umum.

Selain itu, secara bertahap pihaknya mengganti armada TransJakarta menjadi menggunakan bahan bakar berbasis listrik.

Pemprov DKI menargetkan hingga akhir tahun 2022 ada 100 bus TransJakarta menggunakan listrik.

Bus listrik TransJakarta yang dioperasikan PT Mayasari Bhakti dalam peluncuran bus listrik di Lapangan IRTI Monas, Jakarta Pusat, Selasa (8/3/2022). [ANTARA/Mentari Dwi Gayati]
Bus listrik TransJakarta yang dioperasikan PT Mayasari Bhakti dalam peluncuran bus listrik di Lapangan IRTI Monas, Jakarta Pusat, Selasa (8/3/2022). [ANTARA/Mentari Dwi Gayati]

Hingga saat ini armada TransJakarta sudah ada 30 unit yang berbahan listrik.

Sebelumnya, lembaga data kualitas udara, IQ Air menempatkan Jakarta pada posisi pertama sebagai kota dengan kualitas udara tidak sehat atau yang terburuk pada Rabu (15/6).

Baca Juga:Kualitas Udara Jakarta Terburuk, Pemerintah akan Lakukan Evaluasi

IQ Air mencatat indeks kualitas udara di Jakarta mencapai 188 atau masuk kategori tidak sehat pada pukul 11.00 WIB.

Adapun kategori kualitas udara tidak sehat berada pada rentang indeks 151 hingga 200 berdasarkan IQ Air.

Sedangkan konsentrasi polutan Partikulat Matter (PM)2,5 tercatat mencapai 25,4 kali di atas standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) sehingga membuat kualitas udara di Jakarta tergolong tidak sehat.

Dengan kualitas udara itu, IQ Air hingga pukul 12.00 WIB menempatkan Jakarta di posisi pertama kemudian disusul Dubai di Uni Emirat Arab dengan indeks mencapai 160 dan di posisi ketiga diisi oleh Kota Santiago di Chile mencapai indeks 158.

Kualitas udara Jakarta buruk bukan yang pertama kali. IQ Air mencatat data kualitas udara Jakarta pada 2017 mengalami peningkatan dengan rata-rata mencapai 29,7 mikrogram per meter kubik.

Kabut polusi udara menyelimuti gedung-gedung di Jakarta, Selasa (5/10/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Kabut polusi udara menyelimuti gedung-gedung di Jakarta, Selasa (5/10/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Kemudian pada 2018 berlipat ganda menjadi rata-rata 45,3 mikrogram per meter kubik dan pada 2019 kembali naik menjadi 49,4 mikrogram per meter kubik.

Kualitas udara di Jakarta rata-rata pada 2020 kemudian menurun menjadi 39,6 mikrogram per meter kubik seiring pembatasan kegiatan masyarakat karena pandemi COVID-19. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak