SuaraJakarta.id - Penjabat atau Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengumpulkan para mitra organisasi Internasional lewat acara jamuan makan siang di Plataran Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (18/11/2022). Heru meminta masukan soal pengelolaan Jakarta setelah tak lagi jadi Ibu Kota.
Acara itu dihadiri oleh perwakilan dari UNESCO, Representative to Indonesia for WHO, Indonesia Resident Representative for UNDP, World Bank Country Director for Indonesia, Country Manager for IFC, Southeast Asia Director for ITDP, hingga Country Director for World Resources Institute (WRI) Indonesia. Sementara Heru didampingi Sekretaris Daerah DKI Marullah Matali.
Salah satu yang ia soroti adalah tentang nasib Jakarta setelah tak lagi jadi ibu kota. Ia menyebut perlu ada persiapan matang ketika Jakarta sudah bukan pusat pemerintahan.
"Misalnya Ibu Kota pindah ke IKN, ini tantangan besar bagi Jakarta, bagi saya, selain tadi iklim, transportasi dan lain-lain," ujar Heru di lokasi.
Baca Juga:Ingin Perluas, Heru Budi Berencana Buat Jalur Sepeda di Permukiman Warga Hingga Sekolah
Menurutnya, Jakarta memiliki keunggulan sendiri meski tak lagi menjadi Ibu Kota, seperti pusat perekonomian dan bisnis.
Heru tak ingin nantinya Jakarta malah 'mati' ketika tak berstatus ibu kota.
"Kenapa? Jakarta harus hidup, Jakarta harus hidup dengan pendapatan dan lain-lain. Di sisi lain, Indonesia harus membangun konsentrasi di IKN," ucapnya.
Persiapan ini, disebutnya perlu dilakukan sedini mungkin agar tidak ada kesalahan di masa mendatang.
Apalagi waktunya cuma dua tahun sampai Ibu Kota pindah pada 2024 mendatang.
"Nah itu kan perlu masukan-masukan bapak-bapak. Jika presiden sudah mulai bertugas di sana, Jakarta juga harus bisa berjuang tanpa embel-embel sebagai Ibu Kota. Ini perlu masukan, ide-ide," pungkasnya.