SuaraJakarta.id - Hadirnya digital memperkuat perekonomian era riil pengembangan bisnis. Media sosial dan digital marketing atau pemasaran digital menjadi sebuah kesatuan yang membantu perusahaan menjaga experience dan engagement kepada pelanggan.
Perusahaan konsultan McKinsey mengungkapkan, media sosial sebagai pembeda layanan, sedangkan digital marketing sebagai kegiatan pengintegrasian digital semua aspek pemasaran, baik dalam hal analitik digital, riset pasar, teknologi, desain bisnis dan strategi online.
Semangat pertumbuhan di sektor riil bisnis kerap diwarnai kondisi pasca pandemi. Karena inilah, terdapat perusahaan yang eksis selama pandemi COVID-19 melalui media sosial dengan pengembangan digital marketing.
Warta Ekonomi mengadakan Indonesia Grand Digital Marketing Awards 2023 di Jakarta pada Rabu (10/5/2023) dengan tema Improving Customer Experience and Engagement through Limitless Creativity.
Baca Juga:Optimistis Tingkatkan SDM di 2023, PNM Gelar Leaders Forum & Excellence Award 2023
Pertama-tama, CEO dan Chief Editor Warta Ekonomi Group, Muhamad Ihsan memaparkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai pertumbuhan ekonomi domestik.
“Ekonomi Indonesia triwulan satu tahun ini terhadap triwulan satu tahun lalu tumbuh sebesar 5,03 persen (year-on-year; YoY). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 15,93 persen. Dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 11,68 persen.”
Di samping itu, tren inflasi Indonesia terkendali. Secara tahunan, inflasi April 2023 berada di kisaran 4,33%, lebih tinggi dibanding inflasi tahunan pada April 2022 sebesar 3,47%. Namun, terdapat hal menarik terkait perilaku konsumen di era setelah pandemi.
Dalam pemaparannya, konsumen di era setelah pandemi tahun 2022 masih terus berubah menuju arah perilaku serba digital. Pemasaran digital pun berperan besar dalam mengubah perilaku konsumen.
Sebanyak 21% konsumen menemukan, brand atau usaha secara online melalui akun media sosial seperti konten video, 15% melalui image feed dan 10% melalui perpesanan (messaging). Data tersebut diolah dari eConomy SEA 2022, Google, Temasek, dan Bain Company.
Baca Juga:Marshanda Akui Pernah Kesulitan Ekonomi, Sebut Sempat Berutang untuk Biaya Berobat
Di samping itu, penggunaan AI pada perusahaan global bertujuan untuk otomatisasi proses TI, menurut survei IBM Global AI Adoption Index 2022. Sebanyak 33% perusahaan memanfaatkan AI untuk hal tersebut, termasuk pula teknologi AIOps untuk memonitor dan mendiagnosis anomali pada sistem, mengidentifikasi serangan siber (29%), otomatisasi proses bisnis (28%), analisis bisnis (26%) hingga penjualan seperti pemetaan perilaku dan intensi calon konsumen (26%). Data-data ini diolah dari East Venture dan Digital Competitiveness Index 2023.