SuaraJakarta.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyatakan operasi modifikasi cuaca (OMC) atau rekayasa cuaca yang dilakukan bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada 7-9 Desember 2024 mampu mengurangi intensitas hujan di Jakarta secara signifikan.
"Rekayasa cuaca tidak berarti akan menghentikan hujan tapi paling tidak mengurangi intensitas hujan secara signifikan. Kita lihat tanggal 7, 8 Desember 2024, InsyaAllah hari ini juga akan hujan relatif ringan," kata Penjabat Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi di Jakarta, Senin (9/12/2024)seperti dimuat ANTARA.
Rekayasa cuaca dilakukan untuk mengurangi potensi bencana hidrometrologi (bencana alam akibat interaksi unsur cuaca dan air) di Jakarta.
Data BMKG menunjukkan operasi ini mampu mengurangi intensitas hujan hingga 67 persen, sehingga menurunkan risiko banjir dan genangan di Jakarta.
Baca Juga:Doa dan Harapan Bos Persija buat Ferarri, Hannan dan Dony bersama Timnas Indonesia di Piala AFF 2024
BMKG sebelumnya mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi pada 6-8 Desember dan kemungkinan berlanjut hingga 9 Desember 2024. Dampaknya bisa berupa hujan lebat, yang dapat disertai kilat-petir dan angin kencang.
Pemprov DKI melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI dan BMKG kemudian melakukan operasi modifikasi cuaca, dengan melakukan penyemaian awan di Barat Laut Jakarta, Timur Lampung, serta pesisir Lampung Selatan mulai 7 Desember 2024.
Hasilnya, upaya ini mengurangi intensitas curah hujan di Jakarta.
Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta berencana melanjutkan operasi serupa yang diperkirakan berlangsung sekitar pertengahan Desember 2024.
"Rencananya kami akan lanjutkan ini, sedang dijajaki dengan biaya BPBD untuk tahap kedua yang kita pikirkan sekitar pertengahan Desember 2024. Kami masih menggunakan anggaran BPBD," ujar Teguh.
Baca Juga:Semen Padang vs Persija: Gol Tunggal Ryo Matsumura Pastikan Kemenangan Macan Kemayoran
Dia menyebutkan adapun total anggaran untuk rekayasa cuaca tahap satu dan dua yakni sekitar Rp4 miliar.
"Kalau anggarannya belum tersedia di BPBD, kami merencanakan dengan anggaran BTT (Biaya tak terduga). Namun karena menggunakan anggaran BTT. Berapa anggaran diperlukan untuk BTT, kami masih mencermati kira-kira berapa kali, berapa hari nanti rekayasa cuaca akan dilakukan pada akhir tahun," demikian Teguh.