Terkuak! Ini Sejarah dan Makna di Balik Nama Gultik yang Jadi 'Harta Karun' Kuliner Malam Blok M

Mengungkap sejarah dan makna di balik Gultik atau Gulai Tikungan yang legendaris di Blok M. Dari asal-usul nama hingga alasan mengapa kuliner kaki lima ini begitu digemari

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 01 Agustus 2025 | 13:29 WIB
Terkuak! Ini Sejarah dan Makna di Balik Nama Gultik yang Jadi 'Harta Karun' Kuliner Malam Blok M
Gulai tikungan atau gultik. [Youtube AH]

Meskipun porsinya kecil, cita rasanya sama sekali tidak bisa diremehkan. Gultik menyajikan potongan daging sapi dan tetelan yang dimasak dalam kuah santan encer yang kaya rempah.

Bumbu khasnya seperti jahe, lengkuas, kunyit, cengkeh, kemiri, jintan, dan pala menciptakan perpaduan rasa gurih yang ringan namun kuat, dan tidak terlalu pedas sehingga cocok untuk semua kalangan.

Pada masanya, Gultik menjadi makanan andalan para mahasiswa karena harganya yang murah meriah.

Kini, penikmatnya datang dari berbagai kalangan, mulai dari pekerja kantoran yang baru pulang kerja hingga para pemburu kuliner malam yang sengaja datang dari berbagai penjuru kota.

Baca Juga:Swiss-Belresidences Kalibata Gelar Perayaan Hari Kebaya Nasional Bersama IWAPI DPC Jakarta Timur

Tetap Eksis di Era Digital

Mengenang PDKT Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah, Cuma Makan Gultik di Kaki Lima Blok M. (YouTube AH)
Mengenang PDKT Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah, Cuma Makan Gultik di Kaki Lima Blok M. (YouTube AH)

Di tengah gempuran tren kuliner kekinian, Gultik tidak kehilangan pesonanya. Popularitasnya bahkan semakin meluas berkat media sosial, di mana pengalaman menyantap Gultik di pinggir jalan menjadi konten yang menarik.

Meski beberapa pedagang sudah merambah platform ojek online, sensasi makan langsung di tempat, duduk di kursi plastik sederhana sambil menikmati suasana malam Jakarta, tetap menjadi pilihan utama.

Kini, Gultik tidak hanya bisa ditemui di Blok M. Popularitasnya telah menyebar ke berbagai wilayah lain di Jakarta seperti Sabang, Cikini, Kemang, hingga Tebet, masing-masing dengan penggemar setianya.

Fenomena ini membuktikan bahwa Gultik bukan sekadar makanan, melainkan warisan kuliner yang berhasil beradaptasi dan terus dicintai, menjadi bagian tak terpisahkan dari denyut nadi kehidupan malam Jakarta.

Baca Juga:HIPMI Jaya Gelar Rakerda, Perkuat Sinergi Pengusaha Muda Dukung Pembangunan Jakarta

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini