Jakarta Jadi Kota Global? Wagub Rano Karno Ungkap Strategi Jitu di Hadapan Siswa

"Agar bisa mencapai top kota global, sejumlah persyaratan harus dipenuhi seperti peningkatan kualitas SDM, penguatan ekonomi dan penguatan budaya lokal," kata Rano.

Rully Fauzi
Jum'at, 22 Agustus 2025 | 19:05 WIB
Jakarta Jadi Kota Global? Wagub Rano Karno Ungkap Strategi Jitu di Hadapan Siswa
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno (tengah) di Sekolah HighScope Indonesia (SHI), Jakarta Selatan, dalam acara peringatan HUT ke-80 Indonesia. [dok.pribadi]

SuaraJakarta.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, membahas strategi menjadikan Jakarta sebagai kota global kepada para pelajar di Sekolah HighScope Indonesia (SHI), Jakarta Selatan, dalam acara peringatan HUT ke-80 Indonesia, belum lama ini.

Dalam acara tersebut, turut hadir Founder and CEO Research and Development for Advancement (Redea) Institute dan HighScope Indonesia Antarina S.F Amir, Wakil Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan Ali Murtadho, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana, Staf Khusus Gubernur Bidang Kesra Muhammad Ibnu, serta 144 siswa-siswi dari kelas 8-9 Sekolah HighScope Indonesia - TB.Simatupang.

Berdasarkan Global Cities Index, Jakarta menduduki peringkat ke-74 dari ratusan kota di seluruh dunia.

Posisi ini menggambarkan ada peluang dan tantangan dalam memperkuat peran Jakarta di skala internasional. Indeks tersebut menilai berbagai faktor, di mana salah satu dan utamanya adalah sumber daya manusia (SDM).

Baca Juga:Jakarta Bakal Dipenuhi CCTV! Rano Karno: Anggaran Rp380 Miliar Siap Digelontorkan

Untuk memenuhi indikator sebagai kota global, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta saat ini terus memperkuat program di bidang pendidikan, budaya, dan ekonomi.

Salah satu kriterianya yaitu kualitas sumber daya manusia (SDM) mencapai 30 persen, termasuk tingkat pendidikan penduduk di Jakarta.

"Agar bisa mencapai top kota global, sejumlah persyaratan harus dipenuhi seperti peningkatan kualitas SDM, penguatan ekonomi dan penguatan budaya lokal," ujar Rano Karno.

Sejumlah program konkret Pemprov DKI Jakarta dalam peningkatan kualitas SDM dalam sektor pendidikan adalah menambah jumlah penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) dari 500 ribu menjadi 700 ribu siswa, serta memberikan beasiswa kepada ribuan pelajar yang kesulitan melanjutkan pendidikan.

Dalam konteks penguatan pendidikan sebagai komponen kunci peningkatan SDM, peran institusi pendidikan menjadi penting. Sekolah HighScope Indonesia, yang menerapkan pendekatan sistem pembelajaran aktif dan real world focus, menjadi contoh institusi yang mendukung tujuan tersebut dengan fokus pada pengembangan kompetensi kognitif, sosial-emosional, literasi, serta kreativitas melalui pembelajaran berbasis proyek dan asesmen autentik.

Peran guru difokuskan sebagai fasilitator yang membimbing kemandirian dan keterampilan berpikir kritis, didukung praktik bilingual, integrasi teknologi yang relevan, serta keterlibatan orang tua.

"Di Sekolah HighScope Indonesia, bukan hanya siswa yang belajar. Para guru dan staf juga terus belajar untuk meningkatkan keterampilan dalam mengajar serta mengelola sekolah secara optimal," ujar Antarina S.F Amir.

Ekonomi, Teknologi, dan Aspirasi Generasi Muda

Kriteria lainnya yang harus dipenuhi adalah aktivitas bisnis mencapai 30 persen.

"Selama 20-30 tahun ke depan, ekonomi Indonesia tidak akan berpindah dari Jakarta karena seluruh bank internasional masih berada di sini," kata Rano.

Selain pengembangan SDM dan ekonomi, akses teknologi, internet, dan sistem keamanan juga menjadi bagian penting dari langkah Jakarta menuju kota global.

Pada kesempatan Hari Kemerdekaan ini, Rano juga memotivasi pelajar Sekolah HighScope Indonesia - TB.Simatupang untuk berani bermimpi besar dan mengejar cita-cita dengan semangat, aspirasi dan tekad yang kuat.

"Kemerdekaan ini sudah di tangan kita, dan sekarang ada di tangan kalian. Saya bangga dengan sekolah ini. Dulu anak saya bersekolah di sini, sekarang cucu saya bersekolah di sini," kata Rano.

Sekolah HighScope Indonesia - TB Simatupang sendiri sudah berdiri sejak tahun 1996 dan awalnya berlokasi di Pondok Indah.

Menjelang usia ke-29, sekolah ini telah berkembang pesat, mulai dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini hingga kini memiliki SD, SMP, dan SMA. Hingga saat ini, lebih dari 1.000 alumni telah lulus dan diterima di 351 universitas di 21 negara.

Dengan menerapkan kurikulum berbasis Amerika Serikat serta menjalin kemitraan baru dengan Center for Excellence di New Technology High School di Napa, California — sekolah unggulan dari New Tech Networks — para siswa mengikuti kurikulum yang dikembangkan secara holistik, mencakup seluruh aspek kebutuhan pembelajar: lingkungan, suasana, penilaian, strategi, aktivitas, dan dukungan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?