Alasan Bambang Tri 'Jokowi Undercover' Tak Menyesal Meski Sudah Bebas Bersyarat

Pengalaman mendekam di balik jeruji besi, menurutnya, bukanlah sesuatu yang perlu disesali.

Eviera Paramita Sandi
Senin, 15 September 2025 | 15:32 WIB
Alasan Bambang Tri 'Jokowi Undercover' Tak Menyesal Meski Sudah Bebas Bersyarat
Bambang Tri Mulyono usai menjalani sidang tuntutan di Pengadilan Negeri (PN) Surakarta, Selasa (21/3/2023). [Suara.com/Ronald Seger Prabowo]

SuaraJakarta.id - Bambang Tri Mulyono, penulis kontroversial di balik buku "Jokowi Undercover," menyampaikan pengakuan bahwa ia tidak sedikit pun menyesali perjalanan hidup yang telah dilaluinya.

Pernyataan ini muncul setelah ia resmi menerima kebebasan bersyarat, mengakhiri masa tahanan terkait kasus ujaran kebencian, pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), serta penistaan agama.

Setelah menjalani masa pidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Kabupaten Sragen, Bambang Tri Mulyono akhirnya dapat menghirup udara bebas pada Selasa, 26 Agustus 2025.

Pengalaman mendekam di balik jeruji besi, menurutnya, bukanlah sesuatu yang perlu disesali.

Baca Juga:Kejaksaan Punya Waktu hingga 3 Oktober Periksa Berkas Perkara Penistaan Agama oleh Roy Suryo

Ia berpandangan bahwa setiap peristiwa yang telah terjadi tidak perlu disesali lagi.

Pengakuan ini disampaikan Bambang Tri Mulyono dalam sebuah perbincangan dengan Rismon Hasiholan Sianipar di Semarang, Jawa Tengah.

"Saya enggak pernah menyesal, apapun yang terjadi," aku Bambang, dikutip dari youtube Sentana TV, Senin (15/9/25).

Bahkan, ia mengemukakan bahwa dipenjara tanpa kesalahan atau dikriminalisasi sekalipun tidak membuatnya menyesal.

"Dipenjara tanpa kesalahan saja saya nggak menyesal kok," tegasnya.

Baca Juga:Alfamart Polisikan Emak-Emak Pengutil Cokelat yang Ancam Pegawainya dengan UU ITE

Dengan keyakinan yang teguh, Bambang menyatakan bahwa selama ini ia merasa tidak melakukan perbuatan salah atau melanggar hukum.

Namun demikian, ia menerima dengan lapang dada segala tuduhan yang pada akhirnya membawanya ke dalam penjara.

Pembebasan bersyarat Bambang Tri Mulyono didasarkan pada Keputusan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Republik Indonesia Nomor: PAS-951.PK.05.03 Tahun 2025 tentang Pembebasan Bersyarat Narapidana.

Keputusan krusial ini dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan di Jakarta pada tanggal 12 Juni 2025.

Kepala Lapas Kelas II A Sragen, Mohamad Maolana, sebelumnya telah menjelaskan bahwa pembebasan bersyarat Bambang diberikan setelah yang bersangkutan memenuhi seluruh persyaratan administratif dan substantif sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Maolana juga menguraikan bahwa pemberian pembebasan bersyarat merupakan salah satu hak warga binaan yang diatur secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan serta Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 7 Tahun 2022.

Mengenal Bambang Tri Mulyono Lebih Dekat

Bambang Tri Mulyono, lahir di Blora pada 4 Mei 1971, menempuh pendidikan dasar hingga menengah atas di SDN Sukorejo, SMPN 2 Blora, dan SMAN 1 Blora. Ia sempat melanjutkan studi di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dengan mengambil jurusan Pertanian, namun tidak menyelesaikan perkuliahannya.

Nama Bambang Tri Mulyono mulai mencuat ke publik setelah ia menerbitkan buku "Jokowi Undercover."

Dalam karyanya tersebut, Bambang mengulas sisi negatif dari Presiden ke-7 Indonesia.

Buku yang ditulis pada tahun 2014 ini kemudian memicu kontroversi dan menjadi perbincangan hangat pada tahun 2016.

Salah satu klaim yang paling disorot adalah tuduhan pemalsuan data oleh Jokowi saat mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2014.

Akibat tindakannya tersebut, Bambang Tri Mulyono ditetapkan sebagai tersangka pada tahun 2016 dan divonis tiga tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Blora pada tahun 2017.

Setelah dinyatakan bebas dari penjara pada Juli 2019, ia kembali divonis enam tahun penjara oleh majelis hakim PN Solo pada tahun 2023, kali ini terkait kasus ujaran kebencian mengenai berita bohong ijazah palsu Jokowi.

Sebelum fenomena "Jokowi Undercover," Bambang Tri Mulyono juga telah menulis beberapa buku lain, di antaranya "Adam 31 Meter: Mencari Tanda Tangan Tuhan" dan "Ayat – ayat Emas Evolusi dalam Al – Quran." Buku "Adam 31 Meter: Mencari Tanda Tangan Tuhan dan Ayat – ayat Emas Evolusi dalam Al – Quran" diketahui memiliki 264 halaman.

Kontributor : Kanita

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini