- Uya Kuya menyesal terlalu positif thinking, hal itu membuatnya lengah saat rumahnya dijarah massa.
- Karena optimis berlebihan, Uya dan keluarga tidak mengevakuasi barang berharga saat keluar rumah.
- Uya kini belajar untuk tidak terlalu optimis dan lebih cepat mengklarifikasi fitnah yang menimpanya.
SuaraJakarta.id - Trauma mendalam akibat penjarahan rumahnya telah mengubah cara pandang Anggota DPR, Surya Utama atau Uya Kuya, secara fundamental.
Jika selama ini ia dikenal sebagai pribadi yang optimis, kini ia mengakui bahwa terlalu berpikir positif justru menjadi bumerang yang membahayakan keluarganya dan membuatnya lengah menghadapi ancaman nyata.
Dalam perbincangannya di kanal YouTube Denny Sumargo, Uya menceritakan bagaimana keyakinan positifnya membuatnya buta terhadap bahaya yang mengintai.
Bahkan hingga sore hari di hari kejadian, ia masih berpegang teguh pada harapannya.
Baca Juga:Kisah Pilu Uya Kuya: Rumah Hancur, Kucing Kesayanganpun Hilang
“Sampai sore hari (di hari kejadian) Gue masih berpikir positif, bahwa tidak akan ada orang sampai masuk (rumah) begitu,” aku Uya, dikutip Rabu (5/11/25).
Keyakinan itu membuatnya dan keluarga tidak melakukan persiapan evakuasi barang-barang berharga.
Mereka meninggalkan segalanya, mulai dari surat-surat penting hingga hewan peliharaan, hanya dengan keyakinan bahwa massa tidak akan nekat menerobos masuk.
“Jadi semuanya ditinggal, surat semua barang berharga itu nggak dibawa. Karena nggak kepikiran juga bakal masuk, cuman keluar biar aman aja gitu kan,” kata Uya.
Titik balik keraguan mulai muncul saat ia melihat kediaman politikus Ahmad Sahroni lebih dulu dijarah.
Baca Juga:Tolak Denny Cagur Balik Lagi ke PAN, Eko Patrio: Sudah Diisi Uya Kuya
Namun, penyesalan terbesarnya datang setelah semua terjadi. Ia menyadari bahwa sikap optimisnya yang berlebihan membuatnya naif dan tak waspada.
“Nggak kepikiran. Karena gue masih berpikir positif yang terjadi sama gue itu banyak video hoaks nya kok, masak orang percaya.. tapi ternyata terlalu positif thinking nggak baik juga,” aku Uya dengan nada penyesalan.
Kini, tragedi tersebut menjadi pelajaran pahit yang sangat berharga.
Uya Kuya menegaskan bahwa pengalaman ini mengajarkannya dua hal penting: realisme dan kecepatan bertindak.
“Tapi gue belajar dari pengalaman ini sih. Belajar pertama adalah tidak terlalu positif thinking, kedua kita harus cepat – cepat klarifikasi kalau seandainya kita difitnah, kalaupun kita merasa kita tidak melakukan itu ya udah pokoknya klarifikasi aja,” urainya.
Pada momen paling krusial ketika massa berhasil menjebol rumahnya, Uya hanya bisa pasrah.