SuaraJakarta.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria membantah adanya pemotongan dana BST (Bantuan Sosial Tunai) selama proses pembagian sejak Januari lalu. Ia menyatakan jika terjadi hal itu, maka petugas akan diberikan sanksi berat.
Menurut Riza, kemungkinan dana BST bisa disunat oknum sangat tipis. Sebab, uang langsung disalurkan lewat ATM dan buku tabungan.
"Terkait bansos dipotong, sekali lagi tidak mungkin bansos dipotong. Kenapa? Karena yang jadi kewajiban kami Pemprov, kami sampaikan APBD melalui Bank DKI, langsung masuk ke ATM," ujar Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (12/3/2021).
Kendati demikian, Wagub DKI meminta kepada warga jika memang ada oknum yang menarik pungutan liar atau pemotongan dana BST, agar segera melapor.
Ia akan langsung menindaklanjuti laporan dengan memberikan sanksi berat.
"Silakan buktikan kalau ada (bansos) yang dipotong, silakan protes. Kalau ada aparat kami motong di Bank DKI, kami akan beri sanksi yang berat," jelasnya.
Ia pun memastikan tak ada uang yang dikurangi. Namun pemakaiannya harus sesuai sasaran yakni kebutuhan sehari-hari.
"Jadi tidak mungkin ada pemotongan, karena itu langsung ke ATM masing-masing dan tidak berkurang satu perak pun," tambahnya pungkasnya.
Pemotongan Dana BST
Baca Juga: Penerima BST DKI Tahap 2 Berkurang 186.882 KK, Cek Data Anda di Sini
Diberitakan sebelumnya, Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta Rany Maulani menyebut dana BST kerap dipotong oleh oknum RT/RW. Ia mengklaim mendapatkan laporan dari beberapa warga ibu kota.
Rany lantas menyesalkan tindakan yang dilakukan oleh oknum tersebut. Pasalnya hal ini makin merugikan mereka yang sudah terkena dampak buruk dari pandemi Covid-19 secara ekonomi.
"Banyak laporan ke kami juga memang masih banyak oknum dari pihak wilayah RT dan RW yang melakukan pemotongan dana BST ini dan ini nggak bisa dipukul rata," ujar Rany kepada wartawan, Jumat (12/3/2021).
Rany tak merinci di mana lokasi dan berapa orang yang mengaku disunat dana BST-nya. Namun ia menyatakan memang pendistribusiannya kerap menemui masalah di lapangan.
Tak hanya itu, dana Rp 300 ribu itu disebutnya kerap disalahgunakan oleh para penerima.
Banyak dari mereka yang malah membelanjakan dana BST itu tidak untuk kebutuhan sehari-hari. Seperti cicilan kendaraan.
Berita Terkait
-
Dana RT/RW Tidak Jadi Naik 2x Lipat, Wagub Jakarta Rano Karno Buka Suara!
-
Perut Makin Buncit, Rano Karno Wajibkan ASN Jakarta Olahraga Tiap Jumat: Jangan Telat Seperti Saya
-
Mulai Dibangun Agustus 2025, Pemprov DKI Bakal Dirikan Empat Pasar Baru di Jakarta
-
Harapan Wagub Rano Usai 6.700 Guru Ngaji di Jakarta Mendapat Insentif Rp500 Ribu per Bulan
-
Ahmad Riza Patria: Semoga Suara.com Terus Berjaya dan Mencerahkan Masyarakat
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
Buruan! 10 Link Dana Kaget Hari Ini Sudah Rilis, Langsung Cair ke Akun DANA Kamu
-
Mayor Teddy Turun Tangan! Program Makan Gratis Prabowo Kini Sasar Kelompok Kunci 3B
-
Bank Mandiri dan KAI Group Resmikan Implementasi QRIS Tap di Transportasi Publik: Makin Praktis!
-
Dasco Langsung Eksekusi: Layanan Jantung BPJS di Tangerang Tembus Usai Satu Panggilan Telepon
-
7 Tren Sneakers yang Nilainya Turun di Akhir 2025, Solusi untuk Kamu yang Ingin Jual