Scroll untuk membaca artikel
Dwi Bowo Raharjo | Faqih Fathurrahman
Selasa, 04 Oktober 2022 | 13:23 WIB
Polsek Tambora saat merilis kasus pembacokan pelajar dengan pelajar. (Suara.com/Faqih)

SuaraJakarta.id - Rasa pilu membekas di wajah Sekar, ibu dari DF, seorang pelajar yang dibacok oleh pelajar lainnya saat sedang nongkrong sepulang sekolah di dekat rumahnya, pada Rabu (28/9/2022) kemarin.

Sekar menuturkan, saat itu anaknya pulang sekolah sekira pukul 12.00 WIB. DF yang baru saja pulang, langsung berpamitan kembali kepada Sekar untuk bermain dengan rekan sebayanya.

“Waktu pulang sekolah, dia pulang terus bilang main. Tapi enggak bilang nongkrong, dia pulang dulu balikin (taruh) tas,” kata Sekar, di Tambora, Selasa (4/10/2022).

Tak lama berselang, sekitar pukul 15.00 WIB, Sekar mendapat kabar tidak mengenakan dari rekan anaknya. Ia mendapat kabar jika DF dibacok oleh orang yang tidak mereka kenal.

Baca Juga: Bersenjatakan Celurit dan Stik Golf, Gerombolan Remaja Hendak Tawuran di Pasar Minggu, 11 Orang Diamankan

“Ngabarin tuh anak, katanya si (DF) dia kebacok. Spontan saya kaget,“ kata Sekar.

Saat itu, rekan DF juga memberitahu Sekar jika DF saat itu telah dibawa ke Puskesmas Kerendang untuk mendapat perawatan medis. Sekar pun bergegas menuju puskesmas.

Saat itu, Sekar menuturkan kondisi anaknya kritis, dan haris mendapat perawatan lanjutan. Maka dirujuklah DF untuk mendapat perawatan di rumah sakit (RS) Tarakan.

“Kata dokter ‘kondisi anak ibu emang kritis, tapi enggak apa-apa sih, tapi ya kita perlu tindak lanjut’, harus dioper ke (RS) Tarakan, abis itu dioper ke Tarakan,” jelas Sekar.

Rasa pilu membekas di wajah Sekar, ibu dari DF, seorang pelajar yang dibacok oleh pelajar lainnya saat sedang nongkrong sepulang sekolah di dekat rumahnya, pada Rabu (28/9/2022) kemarin. (Suara.com/Faqih)

Usai di tangani tim dokter di RS Tarakan, kondisi DF membaik, namun DF harus menjalani serangkaian operasi saat itu. Sekar mengatakan luka bacok di punggung anaknya, hampir tembus ke bagian paru.

Baca Juga: Densus 88 Dilibatkan Usut Perampokan 3 Toko Emas, Ada Indikasi Untuk Pendanaan Terorisme

Sehingga tim medis saat itu perlu mengeluarkan atau menyedot darah yang mengalir kebagian pari-paru.

“Kan kena disini, punggung. Jadi nyalur ke paru-paru, jadi paru-parunya tuh di buka. Cairannya dikeluarin,” jelas Sekar.

Sata ini kondisi DF kian membaik, ia juga sudah sempat siuman, sehari setelahnya. Namun saat itu, kata Sekar, DF tidak banyak bicara.

Insiden Pembacokan

Sekar menyebut, anaknya sama sekali tidak melakukan tawuran antar pelajar. Saat itu DF hanya menjadi korban serangan pelajar dari wilayah Penjaringan Jakarta Utara.

DF bersama rekannya saat itu sedang bermain dengan rekan sebanya. Secara tiba-tiba datang bandit seusianya secara bergerombol dengan membawa celurit panjang.

Tanpa basa-basi gerombolan itu langsung mengacungkan celurit besar yang dibawanya.

“Tiba-tiba dateng segelombolan itu pake motor, ngacungin celurit,” tutur Sekar.

Ilustrasi celurit digunakan untuk tawuran. [Ist]

DF dan teman-temannya yang panik langsung kabur berhamburan. Nahas saat itu DF menabrak motor yang sedang di parkir, sehingga membuatnya terjatuh.

DF saat itu sempat meminta ampun, namun tanpa belas kasih para bandit tersebut langsung membacoknya dengan celurit besar yang telah mereka persiapkan sebanyak dua kali.

“Nambrak motor dia. Motor berenti dia tabrak jadi jatuh. Abis jatuh langsung dicelurit dua kali. Sekali gak kena, dua nya kena,” ungkap Sekar.

Sekar berharap pelaku dapat mendapatkan hukuman setimpal dengan perbuatannya. Perbuatan mereka tidak bisa di toleril lantaran telah merugikan orang lain bahkan mengancam nyawa anaknya.

Load More