Scroll untuk membaca artikel
Fabiola Febrinastri
Kamis, 04 Januari 2024 | 18:44 WIB
Pos Indonesia menggunakan teknologi Digital PGC untuk menyalurkan Bantuan Pangan CBP 2024. (Dok: Pos Indonesia)

SuaraJakarta.id - Pemerintah melanjutkan penyaluran Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah (BP-CBP) pada 2024. Bantuan ini diberikan untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan membantu perekonomian.

BP-CBP akan dibagikan ke 38 provinsi, dengan alokasi sebanyak 22.004.077 penerima, atau 220.040.770 kilogram (kg) beras per bulan. Setiap penerima akan mendapatkan 10 kg beras. Bantuan ini dilaksanakan selama enam bulan, yaitu Januari hingga Juni.

Salah satu mitra pemerintah untuk penyaluran BP-CBP adalah PT Pos Indonesia (Persero). Tahun ini, Pos Indonesia mendapatkan alokasi penyaluran di 20 provinsi kepada 13.415.219 penerima bantuan pangan (PBP) per bulan, atau setara dengan 62 persen alokasi nasional per bulan.

Mengawali 2024, penyaluran BP-CBP dilakukan di Cilacap, Jawa Tengah. Presiden Joko Widodo hadir pada kegiatan launching penyaluran di Gudang Bulog Gumilir Cilacap, 2 Januari 2024, dengan didampingi Ibu Iriana Jokowi,  Menteri Perhubungan Budi Karya, dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. 

Baca Juga: Pos Indonesia dan Bank Muamalat Jalin Sinergi Pendaftaran Haji

Pada 3 Januari 2024, launching akan dilanjutkan di Gudang Bulog Klahang Banyumas, dan berakhir di Gudang Bulog Munjung Agung, Tegal. Dari ketiga wilayah yang akan dilaunching oleh Presiden tersebut, Kabupaten Cilacap mendapat alokasi 192.767 PBP, Kabupaten Banyumas sebanyak 257.059 PBP, Kota Tegal sebanyak 19.134 PBP, serta Kabupaten Tegal 131.045 PBP.

“Yang (bantuan) Januari sudah diterima, ya. Nanti akan terus berlanjut di Februari, Maret. Nanti kalau APBN cukup dilanjut lagi April, Mei, Juni,” kata Presiden. 

Pada pendistribusian BP-CBP ini Pos Indonesia menerapkan tiga metode penyaluran, yaitu diserahkan di Kantorpos, komunitas, dan diantarkan langsung ke rumah penerima (door to door) khusus bagi lansia, disabilitas, maupun yang sedang sakit.

Adapun mekanisme penyaluran bantuan dilakukan dengan melakukan rekonsiliasi data penerima terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan berkoordinasi bersama pemerintah daerah dan aparat setempat.
 
“Mekanismenya, pra penyaluran kita koordinasi data dengan Bulog. Kemudian dilakukan rekonsiliasi data, setelah itu kami menyiapkan denom dan surat pemanggilan, memverifikasi dan memvalidasi data. Setelah semua siap, kami melakukan pemanggilan para penerima berkoordinasi dengan pemda setempat. Juga berkoordinasi dengan Bulog terkait ketersediaan beras,” kata Direktur Bisnis dan Kurir Logistik Pos Indonesia Tonggo Marbun.

Yang juga tak kalah penting dalam mendukung sukses penyaluran BP-CBP adalah pemanfaatan teknologi digital. Pos Indonesia menggunakan aplikasi Pos Giro Cash (PGC) untuk memudahkan penyaluran, membuat penyaluran menjadi lebih efisien, tepat sasara, dan akuntabel.

Baca Juga: Disaksikan Presiden, Pos Indonesia Salurkan BLT El Nino Ke 250 KPM di Kantorpos Kota Malang

Dengan menggunakan PGC, penerima yang telah mendapatkan bantuan dapat diketahui dari foto diri bersama dengan identitas yang dibawa yaitu KTP/KK (fitur face recognition). PGC juga menyertakan geotagging, yaitu titik lokasi penerima mendapatkan bantuan, sehingga dapat dilacak melalui peta.
 
Kemudian, dalam pengangkutan beras dari gudang Bulog menuju ke lokasi penyerahan bantuan menggunakan aplikasi CBP di mana seluruh proses pemindahan dan pengangkutan beras dapat dilacak dan diketahui jumlahnya secara real time. 

Setelah seluruh proses terlaksana dengan baik, maka proses selanjutnya berupa pendokumentasian seluruh arsip ataupun dokumen akan dilakukan menggunakan aplikasi e-Filing. Ini adalah aplikasi yang digunakan untuk memeriksa keabsahan dokumen, penyimpanan dokumen hingga dapat diketahui progressnya menggunakan dashboard realtime.

e-Filling bermanfaat untuk mendukung akuntabilitas penyaluran oleh Pos Indonesia, termasuk bukti (evidence) dokumen penyerahan secara digital.

Ketiga aplikasi yang digunakan tersebut dapat diakses oleh seluruh stakeholder dan progress-nya dapat dilihat melalui dashboard di ketiga aplikasi tersebut. 
 
“Semua penyaluran bantuan dilakukan dengan aplikasi PGC dan dashboard, bisa diakses oleh seluruh stakeholder terkait. Dengan menggunakan sistem PGC, kita memastikan penyaluran CBP tepat sasaran kepada penerima,” kata Tonggo.

Sistem yang dijalankan Pos Indonesia itu disebutkan Tonggo memiliki SOP (Standard Operating System) yang sudah teruji, dan mampu memenuhi seluruh unsur dalam prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yaitu bersih, transparan, dan profesional.
 
Keunggulan lain Pos Indonesia dalam pendistribusian bantuan, yakni memiliki sumber daya transportasi, sumber daya manusia (SDM) dan ketersebaran Kantorpos cabang di seluruh wilayah Indonesia hingga daerah 3T (terdepan, tertinggal, terluar) yang akan memudahkan dalam pendistribusian bantuan. 
 
Untuk menjamin pendistribusian lancar dan tepat waktu, Pos Indonesia juga selalu mengkomunikasikan rencana pendistribusian dengan seluruh stakeholder pemerintah daerah hingga ke tingkat RT/RW, aparat keamanan, Perum Bulog, dan swasta.
 
Tonggo berharap pada penyaluran BP-CBP selanjutnya dapat berjalan dengan lancar dan tepat waktu, sebab bantuan ini sangat dinantikan oleh penerima.
 
“Kita lihat para penerima bantuan begitu senang, ada juga testimoni dari penerima bahwa bantuannya sangat dibutuhkan dan membantu rumah tangga mereka. Karena penyaluran ini akan dilakukan selama enam bulan, harapannya kita bisa menyalurkan setiap bulan dengan tepat waktu,” ucapnya.

Tonggo berharap penyaluran BP-CBP ini akan berjalan lancar dan sesuai target. Sebab, ia menyaksikan sendiri betapa para penerima sangat bahagia meneirma bantuan dan merasa terbantu.

Load More