Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso | Fakhri Fuadi Muflih
Selasa, 20 Februari 2024 | 11:16 WIB
Puluhan petugas PPSU melakukan mogok kerja akibat penghinaan dari Lurah dan Sekretaris Kelurahan Ancol pada Senin (19/2/2024). (foto dok. pribadi)

SuaraJakarta.id - Camat Pademangan, Didit Mulyadi memastikan seluruh Petugas Prasarana dan Sarana Umum atau PPSU Kelurahan Ancol, Jakarta Utara kini telah kembali bekerja seperti biasa. Tak ada lagi aksi mogok kerja seperti yang dilakukan kemarin lantaran disebut miskin oleh Lurah Ancol, Saud Maruli Manik.

Didit menjelaskan, para PPSU bersama dirinya dan Saud sudah sepakat untuk menyudahi persoalan ini. Mereka kembali bersedia bekerja seperti biasa.

"Kami tadi kumpulkan ada sekitar 60 petugas PPSU. Pada awal pertemuan, kami sepakat untuk menyelesaikan masalah ini dan akan kembali bekerja,” katanya.

Didit menyebut akar masalah ini adalah salah paham mengenai pengertian dari apa yang diucapkan lurah kepada PPSU. Usai melakukan audiensi, Didit menyebut kedua belah pihak sudah menyepakati penyelesaian persoalan ini.

Baca Juga: ASN Kelurahan Paksa PPSU Utang ke Pinjol, Legislator Minta Atasan Pelaku Juga Disanksi

Apalagi, memang Saud adalah lurah yang baru menjabat sejak Desember 2023 lalu. Terdapat perbedaan karakter kepemimpinan yang perlu diadaptasi oleh bawahannya.

"Mereka mengerti dan tidak menginginkan adanya masalah ini. Yang penting mereka bisa kembali bekerja," ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) melakukan aksi lempar sapu dan mogok kerja di Jalan Lodan Raya, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (19/2/2024) pagi. Aksi ini dilakukan lantaran sakit hati dengan bosnya, Lurah Ancol, Saud Maruli Manik dan Sekretaris Kelurahan Ancol Kenny Hutagaol.

Salah satu petugas PPSU Ancol, Arief menyebut ia dan rekannya sering diomeli oleh kedua bosnya itu. Bahkan, Saud kerap mengejek dengan sebutan "miskin" kepada para petugas PPSU.

"Kami minta ketegasan dan keadilan. Jadi gini, setiap apel itu Pak Lurah itu selalu memarahi kita, apalagi, yang kita nggak enak hati kan, dengan kata-kata miskin," ujar Arief kepad wartawan, Senin.

Baca Juga: Kronologi PPSU Jadi Korban Tabrak Lari di Kelapa Gading, Berawal Pelaku Takut Kena Razia Parkir Liar

Arief juga menyebut ia dan rekannya kerap diminta kerja berlebihan oleh atasannya. Padahal, dua petinggi Kelurahan Ancol itu tak pernah menunjukkan apresiasi kepada anak buahnya.

"Ya namanya kerja ya capek ya, cuman jangan dipecut anak-anak, jangan seringkali dipecut. Kemarin apalagi pas lagi kita menyaksikan Pemilu, kami catat berapa suara," ungkapnya.

"Itu kan memiliki waktu yang panjang, yang lama. Seharusnya ada rasa simpatinya gitu, jangan terlalu dipecut anak-anak, kasihan," tuturnya menambahkan.

Senada dengan Arief, Pipit Mulyaningsih menyebut ejekan miskin itu sudah sering dilontarkan. Aksi ini dilakukan untuk menyadarkan dua bosnya itu dan ditindaklanjuti oleh pihak berwenang.

"Pak sekretaris kelurahan kalau omong nyakitin, selalu katain miskin ke PPSU. Jadi kayaknya anak-anak sakit hati," pungkasnya.

Load More