Scroll untuk membaca artikel
Fabiola Febrinastri | Iman Firmansyah
Jum'at, 27 September 2024 | 16:29 WIB
Empat Mahasiswa President University Berhasil Sapu Bersih Medali di Global Hackathon Startup Competition Korea yang Diikuti 14 Universitas dari 10 Negara. (Dok: President University)

SuaraJakarta.id - Mahasiswa President University berhasil menorehkan prestasi gemilang di ajang kompetisi internasional Global Hackathon Startup yang berlangsung di Korea pada 24 hingga 26 September 2024 kemarin.

Empat mahasiswa dari kampus berstandar internasional yang berlokasi di Kota Mandiri Jababeka, Cikarang tersebut menyapu bersih seluruh medali di kategori kompetisi yang diselenggarakan oleh Chung-Ang University, kampus Top Tear di Korea yang masuk dalam jajaran kampus World Class Top 300-an ranking dunia.

Keempat mahasiswa tersebut ialah Kevin Lavpienji Nainggolan dari Prodi CIT Informatics meraih Gold Prize, Indyla Bayu Pramesti dari Prodi MGT - Management meraih Silver Prize, kemudian Halim Putra Prabowo dari Prodi CIS - Information System mendapat Bronze Prize, dan terakhir Daniella Elizabeth Rachel Manor dari Prodi VCD - Visual Communication Design mendapat Special Prize.

"Award ini sungguh sebuah kehormatan besar buat saya. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan Yesus karena diberikan kesempatan untuk menjadi gold prize awardee di hackathon ini," jelas Kevin mahasiswa Teknik Informatika President University angkatan tahun 2022, melalui keterangan tertulisnya, Jumat (27/9/2024).

Baca Juga: Masyarakat DKI Jakarta Diminta Tidak Mudah Terprovokasi Terkait Pencabutan KJMU

Menurutnya, banyak sekali tantangan yang dihadapi dalam hackathon kali ini.

"Saya memiliki kelompok yang di mana anggotanya berasal dari bermacam-macam negara. Dalam setiap berdiskusi, terkadang kami terhalang dengan language barrier. Namun saya senang akhirnya dapat bekerja sama membentuk sebuah aplikasi bernama "SPEAKEASE", yaitu aplikasi yang dapat membantu memulihkan mental health anak-anak yang memiliki keterbatasan dalam berbicara," jelas Kevin.

Aplikasi ini memiliki beberapa fitur, pertama adalah chatbot yang memiliki model untuk dapat mengerti dengan mudah perkataan yang diberikan oleh language disorder kid.

Chatbot ini memiliki tujuan untuk dapat memberikan dukungan verbal kepada mereka yang mungkin memiliki hari yang buruk. Jadi, chatbot ini akan memberikan dukungan emosi dari setiap anak yang menggunakan service ini.

"Kami membuat chatbotnya memiliki tampilan karakter kartun agar dapat memberikan kesan menarik.  Lalu, orang tua dapat memantau perkembangan emosi yang dimiliki anaknya melalui perekaman data dari percakapan antara anak dan chatbot. Orang tua juga bisa mendapatkan guidance dari data-data artikel/paper yang disediakan. Orang tua juga bisa mendapatkan fitur komunitas yang bisa menjadi tempat untuk saling memberikan saran. Fitur ini dapat memberikan informasi berupa lokasi bagi pengguna yang memiliki nearest location," terang Kevin.

Baca Juga: Seorang Mahasiswa Ditemukan Tewas Di Kamar Mandi Indekos Cengkareng, Polisi Selidiki

Ke depannya, Kevin berharap inovasinya tidak berhenti sebatas kompetisi saja melainkan dapat mengembangkan proyek Startup-nya menjadi sesuatu yang berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi lebih banyak orang.

"Saya juga berharap bisa memotivasi mahasiswa lain untuk terus berjuang, berinovasi, dan percaya bahwa kesempatan besar bisa datang dari mana saja asalkan kita berani mencoba. Semoga pencapaian ini juga menjadi dorongan bagi generasi muda Indonesia untuk lebih aktif dalam kompetisi global dan membawa nama bangsa ke kancah internasional," jelasnya.

Sementara itu, Wakil Rektor Akademik, Riset, dan Inovasi President University, Dr. Adhi Setyo Santoso, S.T., MBA., yang turut mendampingi para mahasiswa menyampaikan apresiasi kepada keempat mahasiswanya yang memenangi kompetisi dengan berhasil mengatasi seluruh tantangan yang ada.

"Menariknya, di kompetisi ini, para mahasiswa kita itu timnya bukan sesama Presiden University saja. Tapi mereka harus membentuk startup dengan mahasiswa lain di negara yang berbeda-beda. Nah kebetulan ini kayak yang juara 1, Kelvin ini, Dia bikin startupnya sama mahasiswa dari Korea, Thailand dan Vietnam. Nah ini, Challenge terbesar yang dihadapin. Mereka mesti membuat inovasi dalam waktu kurang dari 3 hari. Dan inovasinya itu dibuat bersama orang-orang yang baru mereka kenal," jelas Adhi.

Dengan hasil ini, menurutnya menunjukkan metode ajar dan kurikulum yang dikembangkan oleh President University yang berfokus pada inovasi berhasil meningkatkan kemampuan dan daya saing para mahasiwa.

"Alhamdulillah, Winning Mentality mahasiswa President University sudah terbentuk. Dengan bekal dasar dari pendidikan yang kita terapkan, dengan bahasa inggris yang excellent terbukti mampu membentuk mereka menjadi seorang yang profesional dan siap presentasi, berdiskusi tentang keilmuannya bersama orang asing, orang-orang yang baru dikenalnya dengan latar belakang negara yang berbeda-beda," jelas Adhi.

"Dan hasil ini sekali lagi menjadi sebuah refleksi dari seluruh proses pembelajaran perkuliahan yang kita berikan. Seperti Portofolio Building Curriculum yang berbasis pada Real Work Practice sejak masa perkuliahan melalui kompetisi dan program internship (praktik kerja). Tujuannya kampus ingin memproduksi lulusan yang handal dan profesional, yang nantinya saat mereka menyelesaikan perkuliahan selama tiga tahun CV nya akan sebagus orang yang sudah kerja profesional selama setahun," terang Adhi.

Sebagai informasi, dalam Global Startup Hackathon Korea 2024 ini sendiri President University merupakan satu-satunya kampus di Indonesia yang bersaing dengan 14 Universitas dunia yang berasal dari Negara Korea (tuan rumah-red), Thailand, Vietnam, Laos, Bangladesh, India hunggaria dan kampus-kampus dari negara-negara di Uni Eropa.

Load More