- Keluarga almarhum menghadapi teror beruntun yang makin menambah kegelisahan
- Keluarga Arya Daru rapat dengar pendapat umum bersama Komisi XIII DPR RI
- Sejak hari pertama setelah pemakaman, keluarga Arya sudah menerima gangguan misterius
SuaraJakarta.id - Misteri kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan, terus meninggalkan jejak tanda tanya.
Tak hanya soal penyebab wafatnya, keluarga almarhum juga kini menghadapi teror beruntun yang makin menambah kegelisahan.
Kuasa hukum keluarga, Nicholay Aprilindo, mengungkapkan hal ini dalam rapat dengar pendapat umum bersama Komisi XIII DPR RI di kawasan Parlemen, Jakarta, Selasa (30/9).
Ia membeberkan bahwa sejak hari pertama setelah pemakaman, keluarga Arya sudah menerima gangguan misterius.
“Pada 9 Juli 2025, ada seorang pria tak dikenal datang membawa amplop cokelat untuk almarhum. Saat dibuka, isinya gabus berbentuk bunga kamboja, hati, dan bintang,” ujar Nicholay.
Amplop itu kemudian diserahkan kepada pihak kepolisian dengan pendampingan Kompolnas. Namun, hingga kini, tidak ada tindak lanjut mengenai asal usul maupun arti benda tersebut.
Tak berhenti di situ, makam Arya pun menjadi sasaran. Pada 27 Juli, pusara diketahui dirusak.
Selanjutnya, pada 16 September, kuburan kembali ditaburi bunga mawar merah yang ditata membentuk garis dari kepala hingga kaki.
“Rentetan teror ini membuat keluarga sangat terguncang. Mengapa harus diteror seperti ini, sementara kasus sejak awal sudah diframing sebagai bunuh diri?” kata Nicholay mempertanyakan.
Baca Juga: Terungkap! Kepala Cabang Bank Korban Pembunuhan Beri Kartu Nama ke Otak Penculikan
Ayah almarhum, Subaryono, juga menyampaikan kesedihan sekaligus kebingungannya di hadapan para legislator.
“Sebagai orang tua, kami tidak tahu harus ke mana mencari kejelasan. Penjelasan sejauh ini belum menenangkan kami,” ujarnya dengan suara bergetar.
Subaryono menegaskan keluarga masih terus berusaha mencari kebenaran melalui kuasa hukum.
“Harapan kami kasus ini dapat dijelaskan seterang-terangnya,” tambahnya.
Dalam rapat tersebut, hadir pula istri almarhum, Meta Ayu Puspitantri, bersama anggota keluarga.
DPR turut mengundang Wakil Kepala LPSK Susilaningtias, Ketua Komnas Perempuan Maria Ulfah Anshor, serta pejabat dari Kementerian Hukum dan HAM.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
-
Ngeri Tapi Nagih! Ini Lho Alasan Psikologis Kenapa Kita Doyan Banget Nonton Film Horor
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
Terkini
-
6 Link DANA Kaget Aktif, Siap-Siap Kejutan Saldo DANA Gratis Hari Ini
-
Teror Menyeramkan Hantui Keluarga Arya Daru: Amplop Misterius hingga Taburan Mawar Merah
-
Rezeki Nomplok! 3 Link Saldo DANA Kaget Siap Diklaim, Cuan Gratis hingga Rp149 Ribu Cair!
-
Anak-anak Jaksel Akan Disuntik Vaksin Dengue
-
Google Student Ambassador: 800 Mahasiswa Jadi Garda Depan Revolusi AI