-
TGUPP adalah tim ahli/think tank, bukan jabatan birokrasi struktural. Tuduhan bagi-bagi jabatan oleh PSI dianggap keliru.
-
TGUPP Anies diisi profesional berkapasitas tinggi (meritokrasi). Anggaran kecil (Rp 28 M), menepis tuduhan pemborosan dana negara.
-
TGUPP menghasilkan kebijakan berdampak nyata bagi warga Jakarta. Kehadiran eks timses dinilai wajar sebagai akuntabilitas politik.
SuaraJakarta.id - Arena politik Jakarta kembali memanas. Kali ini, tudingan bagi-bagi jabatan yang dilontarkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terhadap Anies Baswedan terkait Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI Jakarta mendapat bantahan tegas.
Anggota Dewan Pakar Gerakan Rakyat, Nandang Sutisna, tampil ke depan untuk meluruskan narasi, menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar dan jauh dari fakta sebenarnya.
Pernyataan Nandang, Minggu (13/10), berusaha menepis persepsi negatif yang mungkin muncul di kalangan publik, khususnya generasi muda yang kritis terhadap isu transparansi dan efisiensi pemerintahan.
Ia menekankan pentingnya memahami fungsi sesungguhnya dari TGUPP sebelum menarik kesimpulan.
Nandang Sutisna menjelaskan bahwa tuduhan PSI menunjukkan ketidakpahaman mendalam terhadap esensi TGUPP.
Ia meluruskan bahwa TGUPP bukanlah lembaga jabatan struktural atau fungsional pemerintahan, melainkan sebuah tim konsultan dan think tank yang berperan vital.
"TGUPP itu bukan posisi birokrasi, tidak memiliki kewenangan administratif, dan tidak bisa disamakan dengan jabatan pejabat daerah. Mereka adalah para ahli yang memberikan masukan berbasis data dan riset. Jadi keliru besar kalau disebut bagi-bagi jabatan,” ujar Nandang, dalam pesan yang diterima.
Menurutnya, fungsi utama TGUPP adalah membantu Gubernur dalam merumuskan, mengoordinasikan, serta mempercepat implementasi kebijakan strategis daerah. Peran mereka lebih kepada penyedia rekomendasi berbasis keilmuan dan pengalaman, bukan pelaksana administratif.
Nandang juga menyoroti aspek komposisi dan anggaran TGUPP di era kepemimpinan Anies Baswedan. Ia menegaskan bahwa tim tersebut justru mencerminkan prinsip meritokrasi, bukan nepotisme, dengan diisi oleh individu-individu berkapasitas tinggi.
Baca Juga: Kasus Ijazah Jokowi Naik Penyidikan, Petinggi Projo Dipanggil Polisi
"Kalau kita lihat satu per satu, mayoritas anggota TGUPP berasal dari kalangan profesional yang punya rekam jejak panjang. Tim tersebut diisi oleh kalangan profesional, akademisi, teknokrat, serta mantan pejabat berpengalaman di bidang tata kota, transportasi, ekonomi, dan hukum. Jadi meritokrasi justru tampak jelas di sana,” tambahnya.
Faktor anggaran juga menjadi perhatian. Nandang mengungkapkan bahwa anggaran TGUPP pada masa Anies hanya sekitar Rp28 miliar untuk 73 anggota. Angka ini, menurutnya, jauh lebih kecil dibandingkan standar biaya pejabat struktural eselon di Pemprov DKI.
“Artinya tidak ada pemborosan, dan fungsi TGUPP lebih banyak pada kerja intelektual, bukan operasional,” tegasnya, membantah klaim pemborosan dana negara.
Tudingan PSI yang menyebut beberapa anggota TGUPP berasal dari tim sukses Pilkada 2017 juga dijawab oleh Nandang. Ia tidak menampik adanya sebagian kecil yang pernah terlibat dalam kampanye.
Namun, Nandang menilai hal itu wajar selama mereka memenuhi kualifikasi profesional dan berkontribusi dalam implementasi janji politik yang sah.
“Jumlahnya sangat kecil dibanding total anggota TGUPP. Mereka berperan untuk memastikan janji kampanye dijalankan dengan baik dan terukur. Itu justru bentuk akuntabilitas politik, bukan nepotisme,” katanya.
Berita Terkait
-
Kasus Ijazah Jokowi Naik Penyidikan, Petinggi Projo Dipanggil Polisi
-
Kebocoran Dana Bank DKI, Politisi PSI Desak BPK dan OJK Turun Tangan Lakukan Audit
-
Pramono, Mahfud, Anies hingga Veronika Tan Hadiri Perayaan Cap Go Meh di Glodok
-
Anis Yakin Pramono-Rano Karno Menang Satu Putaran di Pilkada Jakarta 2024
-
Pilkada Jakarta 2024: Pramono-Rano Karno Unggul di TPS Anies Mencoblos
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
Terkini
-
Bongkar Tudingan PSI, Nandang Sutisna Tegaskan TGUPP Anies Bukan Bagi-Bagi Jabatan, Ini Faktanya
-
Rejeki Nomplok! Jangan Sampai Kelewat, Klaim Saldo DANA Kaget Rp149 Ribu dari 3 Link Ini!
-
Tahan Napas, Pertengahan Bulan Tiba, Saatnya Menghilangkan Drama Keuangan dengan DANA Kaget
-
Isu BPA di Galon Air Dipatahkan: Pakar Pastikan Aman untuk Semua, Termasuk Ibu Hamil
-
Kapan Bantuan Subsidi Upah Tahap 2 Cair? Ini Penjelasan Menaker