Sedangkan, penambahan kasus positif yang dinyatakan sembuh ada 26 kasus sehingga kasus positif sembuh seluruhnya menjadi 387 kasus. Akumulasi kasus positif sembuh ini jika dibandingkan dengan akumulasi kasus positif yakni 655 kasus, maka persentasenya adalah 59,08 persen sembuh.
Dari data tersebut, maka kasus positif yang masih sakit dan sedang dalam perawatan adalah 236 kasus.
Sementara itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya, di Kota Bogor, Selasa mengatakan, meningkatnya kasus positif COVID-19 di Kota Bogor karena adanya penelusuran dan tes swab yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor terhadap kontak erat dari kasus positif maupun dari orang tanpa gejala (OTG).

Di sisi lain, kata dia, penularan COVID-19 juga bisa karena disiplin masyarakat mulai menurun setelah adanya kelongggaran terhadap sektor tertentu yang tidak dikecualikan setelah diterapkannya pembatasan sosial berskala besar pra adaptasi kebiasaan baru (PSBB Pra-AKB) mulai awal Juli 2020.
Baca Juga:Anies Baswedan Ingin Bangun Kios di Trotoar, DPR Bilang Begini
Bima melihat, penularan COVID-19 di Kota Bogor saat ini lebih didominasi dari faktor klaster rumah tangga, sehingga Pemerintah Kota Bogor menerapkan kebijakan pembatasan sosial berskala mikro dan komunitas (PSBMK) selama dua pekan, mulai 29 Agustus hingga 11 September 2020.
Melalui kebijakan PSBMK ini, menurut Bima, maka pengawasan terhadap warga dilakukan di tingkat mikro yakni rukun warga (RW) dan pengawasannya dilakukan oleh relawan RW Siaga.