Diciduk Coret Musala 'Saya Kafir', Satrio Gagal Berobat ke Ningsih Tinampi

Upaya tersebut dilakukan agar Satrio bisa sembuh.

Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 02 Oktober 2020 | 09:51 WIB
Diciduk Coret Musala 'Saya Kafir', Satrio Gagal Berobat ke Ningsih Tinampi
Seorang pasien sedang dalam pengobatan Ningsih Tinampi di tempat praktiknya di Pasuruan, Jawa Timur. [Suara.com/Achmad Ali]

SuaraJakarta.id - Karjono orangtua kandung dari Satrio, pelaku pencoretan "saya kafir" Musala Darussalam sudah berupaya mengobati anaknya ke berbagai tempat pengobatan. Rencananya Satrio mau dibawa berobat ke pengobatan alternatif Ningsih Tinampi di Pasuruan, Jawa Timur.

Upaya tersebut dilakukan agar Satrio bisa sembuh. Sebab, dia diakui orang tuanya telah mengalami masalah gangguan psikis.

Karjono mengakui, upaya mengobati anaknya mulai dari pengobatan alernatif hingga psikolog.

Satrio, perusak musala di Tangerang (dok polisi)
Satrio, perusak musala di Tangerang (dok polisi)

"Saya juga sudaah berupaya untuk mengajaknya berobat kemana saja. Bahkan hingga ke pengobatan Ningsih Tinampi," ujar Karjono ditemui Suara.com, di kediamannya, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Kamis (1/10/2020).

Baca Juga:Cerita Satrio yang Corat-coret Musala, Sempat Tonjok Tembok dan Sosok Alda

Sayangnya, Karjono mengakui, rencana mengobati Satrio ke Ningsih Tinampi urung terlaksana. Itu karena pemuda 18 tahun ini sudah tertangkap atas aksi vandalisme.

"Rencananya kami mau berangkat tanggal 1 Oktober ini ke Ningsih Tinampi. Karena saya baru dapat cuti dari kerjaan di tanggal segitu," ungkapnya.

Pasien mengantre di tempat praktik Ningsih Tinampi menunggu pengobatan. [Suara.com/Achmad Ali]
Pasien mengantre di tempat praktik Ningsih Tinampi menunggu pengobatan. [Suara.com/Achmad Ali]

"Tapi peristiwa itu (vandalisme) sudah terjadi. Jadi batal terlaksana," sambungnya.

Sementara, ibu kandungnya Eko Astuti menyebut, Satrio sudah sejak tiga bulan terakhir bersikap tidak wajar.

Hal itu terungkap diawali Satrio yang berkelahi dengan orang lain.

Baca Juga:Fakta Alda, Sosok Perempuan yang Disebut Satrio Saat Diinterogasi Polisi

"Sudah tiga bulan terakhir ini dia seperti itu. Mulanya malam Idul Adha dia mulai berantem dengan orang lain," paparnya.

Musala dirusak di Tangerang (Ist)
Musala dirusak di Tangerang (Ist)

"Padahal sebelum itu, Satrio sebenarnya orang rajin salat lima waktu, puasa Senin-Kamis rajin, ngaji ke musala juga" sambungnya.

Akhirnya, Astuti menyebut, selama terjadi kasus perkelahian Satrio dibawa ke tempat pengobatan.
Sebab ucapannya juga tidak masuk akal.

"Diingatkan salat, dia malah menjawab kalau saya salat nanti masuk neraka jahanam. Kemudian anak keterunan saya bisa sengsara kalau salat," ucapnya sambil menirukan perkataan anaknya itu.

Musala dirusak di Tangerang (Ist)
Musala dirusak di Tangerang (Ist)

Diketahui, Satrio mencoret-coret tulisan "anti islam" dan "anti agama", sampai "saya kafir" di Musala Darussalam yang berlokasi di Perumahan Villa Tangerang, Selasa (29/9/2020).

Selain mencoret-coret tulisan, Al Quran di musala itu diberikan tanda silang dan juga disobek.

Kontributor : Ridsha Vimanda Nasution

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini