10 Desa/Kelurahan di Jabar Risiko Tinggi COVID-19, Ada 8 di Kota Depok

Selasa dan Rabu, Ridwan Kamil kembali ngantor di Depok.

Pebriansyah Ariefana
Senin, 05 Oktober 2020 | 16:49 WIB
10 Desa/Kelurahan di Jabar Risiko Tinggi COVID-19, Ada 8 di Kota Depok
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat berkunjung ke Cirebon, Minggu (20/09/2020) (Foto: Abdul Rohim)

SuaraJakarta.id - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil merilis 10 desa dan kelurahan di Jawa Barat paling tinggi risiko penularan virus corona. Parahnya, 8 di antaranya di Kota Depok.

Ridwan Kamil juga menyebutkan Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. Termasuk dalam 5 daerah zona merah corona di Jawa Barat.

Kelima daerah yang masuk zona merah saat ini adalah Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bogor, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi.

"Ada 5 zona merah yang harus diwaspadai termasuk Kota Bandung, ibu kota Jawa Barat," ungkapnya dalam konferensi pers yang ditayangkan secara daring, Senin (5/10/2020).

Baca Juga:Waspada! Kota Bandung dan KBB Masuk Zona Merah Penyebaran Covid-19

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mulai berkantor di Depok hari ini, Jumat (2/10/2020). [Suara.com/Supriyadi]
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mulai berkantor di Depok hari ini, Jumat (2/10/2020). [Suara.com/Supriyadi]

Dari 5.300 desa dan kelurahan di Jawa Barat, terdapat 10 desa yang masuk sebagai risiko tinggi terkait Covid-19.

Sebanyak 8 dari 10 desa risiko tinggi tersebut berada di Kota Depok.

"Oleh karena itu saya mulai besok dan Rabu akan kembali ngantor di Depok untuk membantu penanganan Covid-19 di sana," ungkapnya.

Seluruh kecamatan di Kota Bandung menjadi berwarna merah sesuai data yang ditampilkan dalam laman Pusat Informasi Covid-19 (Pusicov) Kota Bandung.

Koordinator Bidang Perencanaan, Data, Kajian dan Analisis Gugus Tugas Covid-19 Kota Bandung Ahyani Raksanagara mengatakan, kini di seluruh atau 30 kecamatan terdapat kasus aktif positif Covid-19.

Baca Juga:Gara-gara Alat Suntik, Gubernur Jabar Ridwan Kamil Dituduh Lakukan Hoaks

"Kasus tersebar di semua kecamatan. Akan tetapi lebih penting penanganan berskala mikro di kelurahan dan rukun warga dengan mengaktifkan kampung tangguh yang sudah ada di 151 kelurahan," kata Ahyani.

Pada Juli 2020, tercatat 14 kecamatan di Kota Bandung sempat bebas dari kasus aktif Covid-19.
Saat itu, kasus aktif Covid-19 di Kota Bandung sempat tersisa hanya 33 kasus.

Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Kang Emil memberikan hadiah berupa telepon pinter untuk Ade Lombok, seorang warga yang mendadak viral seusai mempromosikan makanan Odading Mang Oleh dengan gaya "ngegasnya", di Jalan Barangsiang Kota Bandung, Rabu (16/9/2020). (ANTARA/Dok Humas Pemprov Jabar)
Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Kang Emil memberikan hadiah berupa telepon pinter untuk Ade Lombok, seorang warga yang mendadak viral seusai mempromosikan makanan Odading Mang Oleh dengan gaya "ngegasnya", di Jalan Barangsiang Kota Bandung, Rabu (16/9/2020). (ANTARA/Dok Humas Pemprov Jabar)

Namun, kini kasus Covid-19 tersebar kembali di seluruh kecamatan. Data per 13 September 2020, ada 210 kasus positif aktif Covid-19 di Kota Bandung, bertambah 20 kasus dari hari sebelumnya.

Sejauh ini, sudah ada 978 kasus positif kumulatif dengan perincian 717 orang sembuh dan 51 orang meninggal dunia akibat Covid-19.
Ahyani menyebutkan kenaikan kasus itu memang terjadi karena pemeriksaan cukup masif dengan melacak orang tanpa gejala.

Dinkes Kota Bandung juga sejauh ini sudah melakukan tes usap sebanyak 22.928 pengetesan, atau 0,92 persen dari jumlah penduduk.

Untuk itu, Ahyani mengimbau masyarakat agar konsisten menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak dengan tidak berkerumun.

"Pencarian kasus, pengetesan dan penanganan akan berhasil menahan laju bila ada partisipasi masyarakat dalam disiplin dan pengawasan," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini