SuaraJakarta.id - Kepolisian buka suara soal adanya pendemo UU Cipta Kerja ditembaki di dekat Masjid Kwitang, Jakarta Pusat. Videonya beredar di media sosial.
Kaposlek Senen Kompol Ewo Samono saat dikonfirmasi Suara.com lewat pesan elektronik WhatsApp mengaku jika kondisi di sekitar Kwitang tidak ada kericuhan pasca terjadinya aksi tolak Omnibus Law yang berujung bentrok dengan aparat.
"Tidak ada pak, tadi hanya massa yang pulang dari unras (unjuk rasa) saja," kata dia.
Namun saat ditanyakan lagi soal video kericuhan yang terjadi Masjid Al-Riyadh, Kapolsek belum lagi membalas pesan.
Baca Juga:DOR...DOR...DOR! VIRAL Pendemo UU Cipta Kerja Ditembaki di Masjid Kwitang
Netizen menayangkan aksi aparat kepolisian yang menyisir pemukiman penduduk di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat.
Dari video viral itu, diduga polisi sedang mencari demonstran penolak Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja yang melarikan diri setelah ricuh.
Dalam video yang diunggah akun twitter @QaillaAsyiqah pada Selasa (13/12/2020) sekitar pukul 22.30 WIB, tampak polisi menembaki gas air mata ke arah Masjid Al-Riyadh yang dibangun oleh tokoh Islam Jakarta Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi, atau dikenal dengan nama Habib Ali Kwitang.
"Alerta, Memanas, terpusat di wilayah Kwitang, Jakarta Pusat, tak jauh dari Tugu Tani dan Toko Buku Gunung Agung, Jakarta. (13/Okt/2020)," tulis @QaillaAsyiqah.
Bahkan warga menemukan sejumlah selongsong logam peluru yang diduga selongsong peluru tajam milik kepolisian yang tercecer di sekitar pemukiman warga.
Baca Juga:Airlangga, Puan, dan Prabowo Jangan Pernah Mimpi Menang Pilpres 2024
"Barusan, masih baru nih, dua nih, masih banyak bro," ucap seorang pria berbaju putih dalam video tersebut.
Selain itu, @QaillaAsyiqah juga melaporkan bahwa Markas Gerakan Pemuda Islam (GPI) di kawasan Menteng Raya 58 Jakarta Pusat yang rusak bahkan ada bercak darah di lantai.
"Ini kantor GPII Menteng 58, bercak darah, gas air mata masih sangat berbau sekali," sambungnya.