Meskipun tak semua obat-obatan ditanggung. Harga obat-obatannya bervariasi, mulai dari Rp 85 ribu sampai paling besar Rp 600 ribu.

"Kalau dihitung-hitung mah, udah habis banyak buat biaya si dede. Tapi mau gimana lagi, berapa pun demi kesembihan si dede ya Insya Allah dipenuhi. Alhamdulillah, rejeki mah ada saja," ungkapnya.
Untuk biaya pengobatannya, Septian mengaku, hanya bisa mengandalkan bantuan dari ibu dan mertuanya.
Septian berharap, anak laki-lakinya itu bisa sehat dan normal seperti anak lainnya.
Baca Juga:Program dan Strategi Politik 3 Paslon Wali Kota Tangsel Terlengkap
"Harapan utamanya si dede bisa sehat seperti kakaknya dan anak-anak kecil lainnya," pungkasnya.
Mereka, tinggal di dalam sebuah kontrakan berpetak di Kampung Babakan RT 05 RW 03, Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan.
Demi pengobatan anak laki-lakinya untuk sembuh dari hidrosefalus yang diderita sejak lahir, sang ayah sudah menjual motornya.
"Dua motor udah dijual, motor saya sama punya ibunya istri, handphone juga dijual. Pokoknya apa aja, yang penting bisa buat biaya berobat si dede," katanya.
Septian mengaku, dua motor itu dia jual setah dirinya dipecat sebagai office boy di salah satu bengkel motor di Pamulang.
Baca Juga:Ditangkap Polisi Dugaan Ikut Demo Ciptaker, Pijar: Gak Ikut, Sumpah!
Dia dipecat di tengah pandemi Covid-19, setelah dua bulan tidak masuk kerja lantaran menemani anak dan istrinya di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Jakarta.
"Mau gimana lagi. Saya enggak tega kalau ninggalin anak dan istri di rumah sakit. Kan pasti ada kebutuhan obat dan lainnya yang mesti di urus bolak-balik. Kasihan kalau istri, jadi ya udah saya full dua bulan di rumah sakit sampai akhirnya dipecat dari tempat kerja," ungkap Septian.
Kontributor : Wivy Hikmatullah