Foto Gunung Gede Pangrango dari Jakarta Diduga Editan, Ini Kata Pemprov DKI

Foto ini diunggah oleh akun instagram Dinas Lingkungan Hidup DKI, @dinaslhdki. Banyak pihak meragukan dan ada juga yang membela mengenai keaslian foto itu

Bangun Santoso | Fakhri Fuadi Muflih
Kamis, 18 Februari 2021 | 07:36 WIB
Foto Gunung Gede Pangrango dari Jakarta Diduga Editan, Ini Kata Pemprov DKI

SuaraJakarta.id - Unggahan foto yang memperlihatkan pemandangan gunung Gede Pangrango dari jalanan Kemayoran, Jakarta Pusat mendadak viral. Sebab, foto tersebut diduga tidak asli atau hasil editan.

Foto ini diunggah oleh akun instagram Dinas Lingkungan Hidup DKI, @dinaslhdki. Banyak pihak meragukan dan ada juga yang membela mengenai keaslian foto itu.

Awalnya foto ini viral setelah dikomentari oleh fotografer senior Arbain Rambey. Melalui akun twitternya, @arbainrambey. Ia bahkan menyebut foto gunung itu hanyalah tempelam karena dinilainya terlalu besar dan tak mungkin bisa terlihat seperti di foto di lokasi aslinya.

"Ini foto tempelan. Untuk dapat Pangrango segede gitu, butuh tele panjang lalu motret dari jauh. Melihat perbandingan mobil depan dan belakangnya, jelas tak memakai tele panjang," ujar Arbain dikutip Kamis (18/2/2021).

Baca Juga:Viral! Ibu Pengemudi Mobil Tak Terima Ditilang Lalu Maki-maki Polisi

Foto tersebut merupakan hasil karya milik Ari Wibisono yang juga memiliki penanda kepemilikan karya atas namanya di foto.

Menanggapi hal ini, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Syaripudin mengatakan, gunung Gede-Pangrango memang bisa terlihat dari Kemayoran jika kondisi cuaca dan kualitas udara Jakarta sedang baik. Terlebih lagi pada saat ini, kondisi pandemi membuat syarat itu terwujud.

"Pandemi telah menunjukkan kepada kita, bahwa masih ada harapan untuk lingkungan hidup yang lebih baik dan oleh karena itu kita perlu berubah menuju kota yang lebih berkelanjutan dan tangguh," ujar Syaripudin dalam keterangan tertulis, Kamis (18/2/2021).

Selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pemprov telah menerapkan sejumlah kebijakan untuk membatasi kegiatan masyarakat. Hasilnya, tingkat polisi berkurang serta kualitas udara menjadi lebiu baik.

"Hal ini juga karena adanya peningkatan signifikan gaya hidup baru penggunaan sepeda sebagai alat transportasi ramah lingkungan dan adanya pengetatan kewajiban uji emisi bagi kendaraan bermotor," jelasnya.

Baca Juga:Viral Curhatan Kasir Dicaci-maki Pembeli, Ejekannya Menyayat Hati

Tak hanya itu, menurut Syaripudin kebijakan mendorong masyarakat menaiki kendaraan umum juga menjadi faktor. Banyak masyarakat yang meninggalkan kendaraan bermotor pribadinya dan menggunakan moda transportasi massal yang disediakan.

"Kami terus mengerjakan perluasan MRT, BRT, LRT, revitalisasi trotoar, integrasi berbagai moda transportasi, dan pengembangan jalur khusus sepeda di seluruh kota," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini