3. Manis
Vagina dapat beraroma manis layaknya tebu. Kondisi ini adalah hal yang normal. Aroma manis tidak lain disebabkan oleh bakteri.
4. Beraroma Kimiawi
Bau kimiawi pada vagina dapat disebabkan karena urine. Kandungan produk sampingan urine berupa amonia disebut urea. Tetesan urine yang terdapat pada pakaian dalam atau di sekitar vulva dapat memicu bau kimiawi.
Baca Juga:Duh Ampun Mengerikan! Ini Kondisi Vagina Jika Jarang Bercinta
Perlu dicatat bahwa urine dengan aroma amonia yang kuat menjadi tanda seseorang dehidrasi.
Selain itu, bau kimiawi juga dapat disebabkan oleh bakteri vaginosis. Bakteri vaginosis merupakan infeksi yang umum terjadi pada organ intim wanita.
Beberapa gejala yang dapat dirasakan oleh wanita diantaranya bau busuk atau amis pada vagina, keputihan berwarna abu-abu, putih, atau hijau, vagina terasa gatal, hingga sensasi terbakar ketika buang air kecil.
5. Bau Menyengat
Aroma menyengat pada vagina dapat dikarenakan pengaruh stres emosional. Tubuh memiliki dua jenis kelenjar keringat yaitu ekrin dan apokrin.
Baca Juga:5 Bentuk Miss V Perempuan yang Menandakan Sehat
Kelenjar ekrin berfungsi untuk menghasilkan keringat agar suhu tubuh terjaga, sedangkan kelenjar apikrin merespon emosi.
Kelenjar apokrin terletak di ketiak dan selangkangan. Ketika seseorang sedang stres atau cemas, maka kelenjar apokrin akan menghasilkan cairan seperti susu.
Cairan tersebut sebenarnya tidak bau. Akan tetapi, apabila cairan tersebut mengenai bakteri vagina di bagian vulva yang banyak sekali, maka dapat menimbulkan bau yang menyengat.