SuaraJakarta.id - Salah satu anak terduga teroris Ahmad Junaidi asal Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, kini mulai tertutup.
TM anak perempuan pertama dari Ahmad Junaidi itu nampak murung usai ayahnya ditangkap oleh Tim Densus 88 Antiteror Polri, di kontrakan MNM Jalan Cirendeu Indah IV, pada Senin (29/3/2021).
Hal itu diungkapkan oleh pengurus kontrakan sekaligus tetangganya bernama Ahmad Jaelani. Dia mengatakan, usai penangkapan itu, TM terlihat murung dan jarang berbicara. Bahkan, kepada ibunya sendiri.
"Setelah kejadian itu dia jadi pendiem, sama ibunya juga jarang ngobrol, sama tetangga juga. Mungkin masih syok," katanya ditemui, Sabtu (3/4/2021).
Baca Juga:Video Pengakuan Teroris Ciputat: Mau Ledakkan Industri China
Terkini, setiap malam lampu depan kontrakannya pun tampak gelap dan selalu dimatikan. Tak hanya itu, pintu kontrakan yang biasanya terbuka, kini selalu tertutup.
"Pokoknya semenjak penangkapan itu pintunya ditutup rapat terus, depan kontrakannya gelap karena lampunya nggak dinyalain," ungkap Jaelani.
Selain anaknya, istri dari Ahmad Junaidi pun tampak murung. Bahkan sempat tak berjualan selama tiga hari.
"Keliatannya masih sedih, baru sekira hari Rabu atau Kamis itu berjualan lagi. Biar ad aktivitas," tuturnya.
Pantauan SuaraJakarta.id di kontrakan MNM itu terlihat, sejak siang pintu kontrakan bernomor 12 itu tampak tertutup rapat. Hingga menjelang magrib pun masih tertutup rapat. Di depannya, terlihat ada satu unit motor warna hitam yang diketahui milik anak pertama Ahmad Junaidi, TM.
Baca Juga:Teroris Ciputat: Saya Simpatisan FPI dan Ingin Ledakkan Industri China
Sementara istri Ahmad Junaidi, tampak baru pulang ke kontrakannya itu sekira pukul 18.30 WIB usai berjualan di Situ Gintung.
Diketahui, Ahmad Junaidi merupakan asli warga Cirendeu, Ciputat Timur. Dia menikah dengan istrinya Ningsih diperkirakan sejak tahun 1998. Keduanya, memiliki dua anak perempuan berusia 22 tahun dan 9 tahun.
Ahamd Junaidi yang ditangkap terduga teroris itu berprofesi sebagai ojek online. Dia juga membuat dan menjual ketapel hingga usaha menjual bibit cabai rawit.
Kontributor : Wivy Hikmatullah