SuaraJakarta.id - Pengamen ondel-ondel keliling mulai marak di Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Terlebih, sejak adanya larangan aktivitas ondel-ondel keliling oleh Pemprov DKI Jakarta.
Sebagai daerah penyangga, Tangsel pun menjadi tempat pelarian bagi mereka yang masih bersikukuh mengais rezeki dengan ikon khas Betawi itu.
Tak hanya muda-mudi, pasangan suami istri pun ikut serta menjadi pengamen ondel-ondel menyusuri setiap jalanan yang ada.
Ismed Sofyan (30) dan Novia Lestari (22) contohnya. Pasangan suami istri (pasutri) ini sudah setahun jadi pengamen ondel-ondel. Khususnya sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
Baca Juga:Kejari Geledah Kantor KONI Tangsel, Sidik Penyalahgunaan Dana Hibah 2019
Semula, mereka menjadi pengamen ondel-ondel di Jakarta. Tetapi, maraknya pengamen ondel-ondel lainnya, membuat mereka memilih menyisihkan diri ke Tangsel.
Belum lagi ditambah dengan aturan ondel-ondel dilarang ngamen di Jakarta.
Novia mengatakan, alasan dirinya mau ikut jadi pengamen ondel-ondel keliling lantaran jenuh di rumah.
"Semenjak Covid-19 aja mulai ikut keliling, tadinya di rumah. Kalau gini kan enak jalan-jalan, kayak hiburan aja. Di rumah jenuh. Anggap aja jalan-jalan," katanya ditemui di Serua Indah, Ciputat, Kota Tangsel, Jumat (9/4/2021).
Novia tak hanya berdua dengan sang suami keliling ngamen pakai ondel-ondel. Ia turut serta membawa anaknya yang masih balita, Tari Sofyani (3).
Baca Juga:Menengok Wajah Baru Taman Kota 2 Tangsel, Ada Little Venice
Selain itu, ada juga Bewok yang merupakan ayah tirinya serta satu keponakannya yang masih berusia 9 tahun, Afdal Gilang Aditya.
Mereka mengais rezeki di Tangsel sudah sekira enam bulan. Kini, mereka tinggal di sebuah kontrakan di Ciputat.
Novia sengaja mengajak balitanya lantaran di kontrakannya tak ada yang menjaga. Meski begitu, ibu dua anak itu tetap khawatir adanya ancaman Covid-19.
"Ngeri juga sebenarnya. Tapi kalau enggak gini enggak makan," ungkapnya.
Sementara itu, Ismed Sofyan menerangkan penghasilannya mengalami penurunan 50 persen sejak adanya pandemi Covid-19.
"Sebelum Covid itu sehari dapat Rp 100 ribu per orang, tapi sekarang hanya Rp 50 ribu. Ya lumayan aja masih cukup buat beli makan, beli susu buat anak mah," katanya.
Selain untuk makan, Ismed pun harus bayar sewa ondel-ondel lengkap dengan sound yang dia gunakan. Per hari dia harus sewa Rp 50 ribu.
Dia mengaku, sebetulnya Jakarta lebih menguntungkan dibandingkan Tangsel. Tetapi, dengan adanya larangan pengamen ondel-ondel di Jakarta keliling, dirinya tak bisa berkutik.
"Ya kita cari aman aja, kita cuma cari makan. Kalau enggak gini ya nggak bisa makan," ungkapnya.
Saat beraksi, Ismed bergantian dengan Bewok untuk menjadi ondel-ondel. Kadang, dia yang mendorong sound system portable.
Rute yang dia tempuh hanya sekitar Ciputat saja. Kelilingnya pun tak ada jadwal pasti. Kadang mulai pagi, siang ataupun sore.
Sementara balitanya yang berusia 3 tahun, digendong secara bergantian dengan istrinya. Kalau terik siang bolong, balitanya ditutupi menggunakan topi dan kain jarik.
Dia kadang berhenti di warung-warung untuk beristirahat sambil minum es dan kopi. Seperti saat ditemui SuaraJakarta.id di Ciputat, Jumat (9/4/2021) siang.
Diusianya yang menginjak kepala tiga, Ismed hanya bisa pasrah menjalani aktivitas menjadi pengamen ondel-ondel keliling. Dia sudah mencoba mencari kerja lain, tapi tak kunjung ada panggilan.
Kontributor : Wivy Hikmatullah