Dan keinginan untuk beribadah sangatlah besar ketika seseorang itu berada dalam masjid, karena termotivasi oleh saudara-sausdaranya yang sedang beri’tikaf juga. Tetapi bagi yang tidak beritikaf, ia tidak bisa disebut dalam ibadah.
"Ibadahnya di rumah tentu tidak bisa disamakan dengan ibadahnya orang yang beritikaf, karena ia mendapatkan pahala lebih dari ritual I’tikafnya tersebut," katanya.
Ustaz Ahmad mengatakan, semangat beribadah ketika berada dalam rumah tentu tidak sebesar ketika kita beritikaf di masjid. Di rumah kita bisa saja berpaling dari ibadah ke kegiatan lain dengan sangat mudah.
Sekitar kita ada ponsel, laptop yang bisa kita nyalakan kapan saja, remote control telivisi yang bisa kita pencet tombolnya untuk menonton. Sehingg, focus ibadahnya pun menjadi buyar, karena banyak gangguannya.
Baca Juga:Salat Tarawih di Masjid Agung Kota Solo yang Satukan Dua Mazhab
"Dan itu berbeda jika kita berada dalam masjid ketika Itikaf," katanya.
Orang yang beritikaf, karena kedekatannya dengan ibadah di malam itu. Maka kedeketannya untuk mendapatkan malam Lailatul Qodar pun menjadi sangat terbuka lebar.