"Kemudian Sabtu kemarin juga gagal," tambahnya.
Penyelenggara mengaku, sebetulnya hanya ingin agar corona segera hilang dari bangsa ini. Mereka tidak menyangka jika pentas wayang kulit tersebut dihadiri penonton cukup banyak karena sama sekali tidak pernah menyebarkan undangan kepada masyarakat.
Hatta menambahkan, Sabariman, penyelenggara pentas seni wayang kulit ini, sejatinya adalah tokoh masyarakat dan sesepuh bangsa ini karena ia adalah pelaku sejarah yang turut menghantarkan kemerdekaan; Sabariman adalah asisten pribadi Soekarno sebelum proklamasi dikumandangkan.
"Beliau adalah aspri Bung Karno. Pak Jokowi sangat mengenal beliau," ungkapnya berulang-ulang.
Baca Juga:6 Menteri Jokowi Ini Disebut Layak Di-reshuffle, Pengamat Beberkan Alasannya
Di sisi lain, Lurah Ngleri Supardal mengatakan, pihaknya tidak tahu menahu terkait penyelenggaraan pentas wayang kulit tersebut karena pihak kelurahan hanya dijadikan sebagai lokasi yang disewa untuk pagelaran wayang ini.
"Kami hanya menyewakan balai kalurahan saja tidak tahu acaranya seperti apa," ujar dia, Minggu malam.
Supardal mengakui, pihak kalurahan sama sekali tidak mengeluarkan izin penyelenggaraan pentas wayang kulit tersebut karena yang berwenang adalah pihak kapanewon atau kecamatan. Terlebih, penyelenggaraan wayang kulit ini masih di masa PPKM.
Pihaknya hanya menghantarkan surat permohonan izin dari penyelenggara ke pihak kapanewon. Selanjutnya pihaknya tidak mengetahui apakah penyelenggara sudah mengantongi izin atau belum. Namun, penyelenggara mengklaim sudah mengantongi izin.
"Ketika kami tanya tentang perizinan Katanya sudah ada," tambah dia.
Baca Juga:Klaim Kenal Baik Jokowi, Tokoh Masyarakat Ini Nekat Gelar Pentas Wayang Kulit di Masa PPKM
Sementara itu, Kapolsek Playen AKP Hajar Wahyudi menjelaskan, rekomendasi yang dikeluarkan tim gugus tugas adalah penyelenggaraan wayang untuk ritual yaitu di dalam GOR dan diselenggarakan secara tertutup tanpa penonton, bukan pertunjukan wayang yang melibatkan banyak orang dan menimbulkan kerumunan.