Warga Sekolah di Tangsel Terpapar COVID-19 Bertambah, Kadikbud: Belum Dapat Laporan

Warga sekolah di Tangsel yang dilaporkan terpapar COVID-19 bertambah menjadi 79 orang.

Rizki Nurmansyah
Senin, 22 November 2021 | 20:28 WIB
Warga Sekolah di Tangsel Terpapar COVID-19 Bertambah, Kadikbud: Belum Dapat Laporan
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan Taryono saat pertemuan di Ruang Blandongan Puspemkot Tangsel, Senin (1/11/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

SuaraJakarta.id - Jumlah warga sekolah di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang terpapar COVID-19 dilaporkan bertambah dari sebelumnya 43 orang kini menjadi 79 orang.

Data itu berdasarkan hasil swab antigen massal yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Tangsel sejak pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 6 September 2021.

Meski ada penambahan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel, Taryono mengaku, tak tahu-menahu soal penambahan jumlah warga sekolah yang terpapar COVID-19.

Taryono mengaku, hingga saat ini pihaknya belum mendapat data terbaru dari Dinkes Tangsel soal penambahan jumlah orang yang terpapar COVID-19 di lingkungan sekolah.

Baca Juga:Indonesia Tambah 186 Kasus Positif Covid-19, dari DIY Terbanyak Keenam

"Enggak ada, saya belum ada laporan," kata Taryono saat dikonfirmasi SuaraJakarta.id, Senin (22/11/2021).

Taryono mengaku, hingga saat ini belum mendapat laporan dari pihak sekolah. Terutama SD dan SMP yang di bawah kewenangannya, soal adanya warga sekolah terpapar COVID-19.

Menurutnya, sesuai aturan dalam Surat Keputusan Bersama 4 Menteri soal pelaksanaan PTM Terbatas di sekolah, pihak sekolah tak berkewajiban melaporkan temuan kasus ke kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel dapat melakukan tindakan langsung. Salah satunya penutupan sekolah 3x24 jam untuk sterilisasi.

"Saya belum punya datanya, kalau misalnya ada berapa dari beberapa sekolah ya semuanya ditutup. Normatif aja, sesuai SKB 4 menteri itu kan kalau memang ditemukan terkonfirmasi positif, maka baik itu guru ataupun siswa agar isolasi mandiri," ungkapnya.

"Begitu ditemukan yang terpapar COVID-19, standarnya begitu. Kalau ada yang terkonfirmasi langsung yang bersangkutan isoman dan sekolahnya ditutup 3x24 jam untuk sterilisasi," jelasnya.

Baca Juga:Kepatuhan Prokes Selama November 2021 Menurun, Satgas Waspadai Lonjakan Covid-19

Dengan bertambah jumlah warga sekolah terpapar COVID-19u, Taryono meminta tak hanya guru, tapi orang tua dan lingkungan tempat siswa tinggal harus bekerja sama mencegah penyebaran COVID-19.

Menurutnya, jika ada siswa dan keluarganya yang sakit bahkan menjalani isoman, pihak lingkungan juga harus melaporkan di sekolah sehingga tak perlu belajar di sekolah.

"Orang tua jangan memaksakan kalau ada keluarganya yang sakit, bahkan kalau dia pilek pun nggak usah sekolah. Nggak usah masuk. Itu SOP yang sudah kita sampaikan. Pilek aja anak nggak boleh belajar di sekolah, belajar di rumah aja. Makanya ada dua skenario, belajar di sekolah dan di rumah," ungkapnya.

"Jangan sampai akibat adanya penambahan warga sekolah yang terpapar COVID-19 ini pada kesimpulan PTM ditutup, batalkan saja, kasihan anak. Bukan hanya soal capaian belajar, tapi yang lebih krusial adalah psikososial anak, jangan sampai anak trauma, di rumah kurang interaksi sosial. Takut terpapar dan sakit itu kan trauma," pungkasnya.

Dari informasi yang dihimpun, warga sekolah positif COVID-19 alami penambahan secara bertahap. Pada 1 November 2021, Dinkes Tangsel mencatat ada 43 warga sekolah yang terpapar COVID-19.

Kemudian pekan berikutnya bertambah menjadi 50 orang dan terbaru bertambah 79 orang yang terpapar COVID-19.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel dr Allin Hendallin Mahdaniar kepada sejumlah awak media beberapa waktu lalu.

Tetapi, hingga saat ini, Kadinkes Tangsel dr Allin belum memberikan keterangan saat dikonfirmasi SuaraJakarta.id melalui telepon dan pesan whatsApp.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini