Cerita Anak Wiyanto Halim: Sang Ayah Tak Pulang, Dapat Kabar Telah Meninggal Dikeroyok Dituduh Maling di Cakung

Akibat dari penyebutan maling, menimbulkan massa lain yang ikut mengejar.

Rizki Nurmansyah | Yaumal Asri Adi Hutasuhut
Senin, 24 Januari 2022 | 14:30 WIB
Cerita Anak Wiyanto Halim: Sang Ayah Tak Pulang, Dapat Kabar Telah Meninggal Dikeroyok Dituduh Maling di Cakung
Suasana TKP tewasnya Wiyanto Halim, kakek 89 tahun yang dikeroyok massa setelah diteriaki maling, di Jalan Pulokambing kawasan JIEP, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Senin (24/1/2022).[Suara.com/Yaumal Asri Adi Hutasuhut]

"Pokoknya sudah ramai saja," ujarnya.

Suara Tembakan

Sementara itu, berdasarkan informasi yang dihimpun Suara.com dari beberapa orang yang berada di lokasi kejadian, sempat terdengar suara tembakan peringatan dari kepolisian untuk membubarkan massa.

Mendengar suara itu, para terduga pelaku pengeroyokan langsung kocar-kacir membubarkan diri.

Baca Juga:Kakek Wiyanto Tewas Dikeroyok Massa di Cakung usai Diteriaki Maling, Anak Tuntut Keadilan: Ayah Saya Sudah Jadi Mayat!

Di lokasi, masih tersisa pecahan kaca mobil korban yang dirusak oleh para pelaku.

Diteriaki Maling

Terpisah, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Ahsanul Muqaffi mengatakan, korban bukan maling.

"Bukan pencurian, jadi informasi dari Tebet atau Pulogadung dia bawa mobil ngebut diteriaki maling hingga dikejar," kata Ahsanul, Minggu (23/1/2022) kemarin.

Suasana lokasi kejadian kakek 89 tahun tewas dikeroyok usai dikejar dan diteriaki maling di Cakung, Jakarta Timur. (Suara.com/Yaumal)
Suasana lokasi kejadian kakek 89 tahun tewas dikeroyok usai dikejar dan diteriaki maling di Cakung, Jakarta Timur. (Suara.com/Yaumal)

Kata Ahsanul, akibat dari penyebutan maling kepada pengendara mobil itu, menimbulkan massa lain yang ikut mengejar.

Baca Juga:Kisah Lansia Pengemudi Mobil Korban Salah Sasaran Massa, Anak: Keadilan Buat Keluarga Saya Bagaimana?

Hingga akhirnya saat tiba di kawasan JIEP, korban dianiaya sekolompok orang hingga akhirnya meninggal dunia.

"(Meninggal) di TKP karena dipukul massa karena dikira maling," kata Ahsanul.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini