Dukungan untuk Jenderal Andika Perkasa Maju Pilpres 2024 Mulai Bermunculan, Anies Jadi Cawapres?

Topan juga menilai, Andika sangat tepat bila disandingkan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Rizki Nurmansyah
Senin, 14 Maret 2022 | 13:50 WIB
Dukungan untuk Jenderal Andika Perkasa Maju Pilpres 2024 Mulai Bermunculan, Anies Jadi Cawapres?
Spanduk dukungan terhadap Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa pada Pilpres 2024 di eberang Taman Palem Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (14/3/2022). [Suara.com/Faqih Fathurrahman]

SuaraJakarta.id - Ditengah hiruk-pikuk penundaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, spanduk dukungan terhadap Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa maju pada Pilpres 2024 mulai bermunculan.

Dukungan terhadap Andika Perkasa ini datang dari kelompok yang menamakan diri Barisan Betawi Satukan Indonesia Dukung Andika Perkasa (Babe Tegap).

Ketua Umum Babe Tegap, Muhammad Topan menilai, Andika sebagai sosok yang tegas, merakyat dan bersih dari korupsi.

"Kami menilai Jenderal Andika Perkasa layak dicalonkan jadi presiden karena dia tegas bersih dari korupsi dan juga merakyat," ujarnya di seberang Taman Palem Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (14/3/2022).

Baca Juga:Anies Baswedan Didukung Jadi Presiden 2024, Dinilai Mampu Urus Minyak Goreng

Topan juga menilai, Andika sangat tepat bila disandingkan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Mungkin nanti bisa kita sandingkan dengan Anies Baswedan," ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan wacana penundaan Pemilu 2024 hingga jabatan Presiden Joko Widodo diperpanjang.

Luhut mengklaim punya data aspirasi rakyat Indonesia yang menginginkan penundaan Pemilu 2024.

Luhut mengklaim, pihaknya memiliki big data yang isinya merekam aspirasi publik di media sosial soal Pemilu 2024.

Baca Juga:Ikut Ritual Kendi Nusantara di IKN Bersama Jokowi, Anies Baswedan Bawa Tanah dari Lokasi yang Pernah Digusur Ahok

"Karena begini, kita kan punya big data, saya ingin lihat, kita punya big dara, dari big data itu kira-kira menggrab 110 juta. Macam-macam, Facebook, segala macam-macam, karena orang-orang main Twitter, kira-kira orang 110 jutalah," ungkap Luhut, Jumat (11/3/2022) kemarin.

Kontributor : Faqih Fathurrahman

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak