Kasus Covid-19 di Kabupaten Tangerang Naik, Diduga Ini Penyebabnya

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang terdapat 98 kasus aktif Covid-19 sejak beberapa pekan terakhir.

Rizki Nurmansyah
Kamis, 16 Juni 2022 | 20:33 WIB
Kasus Covid-19 di Kabupaten Tangerang Naik, Diduga Ini Penyebabnya
Ilustrasi pasien Covid-19 yang dirawat oleh tenaga kesehatan (Nakes). [Istimewa]

SuaraJakarta.id - Satgas Penanganan dan Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Tangerang menduga penyebaran subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 menjadi salah satu penyebab terjadinya kenaikan kasus Covid-19 di daerah itu.

"Diduga itu subvarian baru COVID-19, yakni BA.4 dan BA.5, karena sudah ditemukan di Indonesia," ucap Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Tangerang, dr Hendra Tarmizi, Kamis (16/6/2022).

Hendra mengatakan, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang terdapat 98 kasus aktif Covid-19 sejak beberapa pekan terakhir. Angka tersebut meningkat jika dibandingkan dengan data pekan lalu, yaitu sebanyak 67 kasus.

"Kalau tiga pekan lalu hanya 28 kasus," singkatnya.

Baca Juga:Kasus COVID-19 di Tangerang Meningkat, Diduga karena Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5

Namun demikian, lanjut dia, saat ini pun banyak pasien yang tidak melakukan perawatan di rumah sakit, hanya saja mereka yang dinyatakan positif telah menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing karena masa atau proses penyembuhannya cukup cepat.

"Tingkat keparahannya hanya sepertiga dari Omicron," tuturnya.

Sementara itu, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar membenarkan bahwa subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 telah memasuki wilayah Kabupaten Tangerang sejak ditemukannya penambahan kasus di Indonesia.

"Subvarian ini diduga sudah ada dan mungkin sudah masuk ke Kabupaten Tangerang. Tapi dampaknya sangat kecil," katanya.

Meskipun begitu, kata Zaki, Pemkab Tangerang tidak ada langkah penanggulangan khusus dalam menghadapi subvarian baru Omicron tersebut.

Baca Juga:12 Gejala Omicron BA.4 dan BA.5 yang Banyak Dikeluhkan, Waspadai Ciri-cirinya!

Karena menurutnya, varian ini diketahui memiliki tingkat kesakitan rendah apabila dibandingkan dengan varian Omicron lainnya yang berdampak lebih parah pada pasien terkonfirmasi positif.

"Walaupun sudah divaksin juga punya kesempatan tertular kembali, tapi karena daya imunitas daya tahan tubuh yang kuat jadi efek ke tubuhnya sangat kecil," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini