"Banyak (turis asing ke lokalisasi Kramat Tunggak). Di sini kan dekat pelabuhan. Biasanya orang Jepang tuh, banyak," jelasnya.
Ia bersyukur, lokalisasi Kramat Tunggak saat ini telah dialihkan menjadi Jakarta Islamic Center.
Sebab, saat lokalisasi itu masih beroperasi, banyak sekali penemuan orang tewas lantaran perkelahian.
"Banyak (yang meninggal), pada minum, terus mabuk berantem dah. Ada aja berita yang meninggal. Dulu harga bir masih Rp 500 perak," pungkasnya.