Ichwan juga mencatat bahwa pemerintah telah meletakkan 6 strategi utama transformasi ekonomi yang mencakup ekonomi hijau dan rendah karbon. Indonesia baru saja meningkatkan target dekarbonisasi pada tahun 2030 dari 29% menjadi 31,8% dengan kemampuan sendiri atau dari 41% menjadi 43,2% dengan dukungan internasional.
“Hal ini menunjukkan komitmen kuat dari pemerintah terhadap isu perubahan iklim dan transisi energi,” imbuh Ichwan.
Ichwan juga mengatakan bahwa Indonesia menetapkan peeta jalan menuju nol emisi karbon pada tahun 2060. Pada tahun 2030, pemerintah menargetkan 42% energi baru dan terbarukan, juga pemanfaatan 2 juta mobil listrik dan 13 juta sepeda motor listrik.
Menurutnya, tren keberlanjutan meliputi berbagai aspek, keberlanjutan bukan lagi pilihan, tetapi “keharusan dalam pengembangan bisnis masa kini dan masa yang akan datang,” sebut Ichwan.
Baca Juga:Dianggap Mencemari Udara, Dua Perusahaan Batu Bara di Jakarta Dilarang Beroperasi
Ichwan juga menyebut, saat ini pemerintah berfokus pada sektor-sektor prioritas, termasuk industri hilir yang memberi nilai tambah terhadap sumber daya alam.
“Kami menyiapkan peta jalan industri hilir yang mencakup 21 komoditas potensial termasuk migas, mineral, perkebunan, dan perikanan. Larangan ekspor bijih nikel pada 2020 [juga] telah mendorong investasi di smelter dan mendorong ekspor baja menjadi material yang terus dikembangkan, bahkan sampai ke material baterai,” jelasnya rinci.
Di sisi lain, apa kriteria dan metode penilaian dalam penghargaan Indonesia Best Public Company Award 2023? Singkatnya, alasan adanya penghargaan ini adalah, di samping naiknya jumlah investor saham, maka kredibilitas perusahaan menjadi isu utama untuk mempertahankan kepercayaan investor.
Senada dengan hal tersebut, Head of Research NH Korindo Sekuritas Liza Camelia Suryanata mengatakan bahwa naiknya jumlah investor beserta meningkatnya kesadaran terhadap kredibilitas perusahaan merupakan hasil dari literasi keuangan dan sosialisasi pasar modal yang gencar dilaksanakan pihak otoritas bursa dan anggota bursa.
“Para investor dan trader juga menjadi semakin sadar atau aware tentang apa yang terjadi pada pasar keuangan global dan semakin kritis serta mampu menyikapinya, terlebih dalam kapasitas manajemen portofolio dan risiko yang bijak,” jelas Liza.
Baca Juga:Kinerja Keuangan Amburadul, Dua Emiten Ini Terancam Keluar dari Bursa Efek Indonesia
Liza juga mengatakan, bahwa gejolak pasar modal dipengaruhi beberapa hal, mulai dari stabilitas pasar, aktivitas perdagangan, jumlah pengumpulan dana, hingga jumlah investor ritel yang terus meningkat.