- Menkeu Purbaya sebut direksi Pertamina malas bangun kilang, senang impor BBM.
- Pertamina ingkar janji bangun 7 kilang baru sejak 2018, rugikan negara.
- Purbaya minta DPR kontrol Pertamina bangun kilang demi kurangi subsidi.
“Kalau nggak gitu kita rugi besar. Karena kita impor dari Singapura, produk – produk minyak ya,” sebutnya.
“Saya akan lihat mereka jalankan apa enggak proyek – proyek yang diusulkan. Kalau nggak kita potong uangnya juga,” ancamnya.
Menutup pernyataannya, Purbaya meminta dukungan DPR untuk bersama-sama mengawal Pertamina dalam pembangunan kilang minyak baru.
“Jadi tolong dari Parlemen juga mengontrol Pertamina untuk hal tersebut, jadi kita Kerjasama,” harapnya.
Baca Juga:Hasil Proliga 2025: Tekuk Jakarta Pertamina Enduro, Popsivo Polwan Ambil Alih Puncak Klasemen
"Tujuan kita sama sebenarnya, mengurangi subsidi dan membuat subsidi yang ada lebih murah serta tepat sasaran,” tambahnya.
Sebagai informasi, pemerintah mengalokasikan Rp 498,8 triliun untuk subsidi dan kompensasi dalam APBN 2025, dengan realisasi hingga Agustus mencapai Rp 218 triliun (43,7%).
Angka ini dipengaruhi oleh fluktuasi ICP (harga minyak mentah Indonesia), depresiasi rupiah, dan peningkatan volume barang bersubsidi.
Meskipun penyesuaian harga BBM dan listrik telah dilakukan sejak 2022, sebagian besar harga jual belum mencapai tingkat keekonomian.
Pemerintah tetap menanggung selisih tersebut agar masyarakat dapat menikmati harga BBM, LPG, listrik, dan pupuk yang lebih terjangkau.
Baca Juga:Pertamina Retail Gandeng dibimbing.id untuk Tingkatkan Kompetensi Skill Olah Data Karyawan
Data per akhir Agustus 2025 menunjukkan peningkatan konsumsi BBM (3,5%), LPG 3kg (3,6%), pelanggan listrik bersubsidi (3,8%), dan pupuk (12,1%).
Kontributor : Kanita