Ustaz Hilmi: Hati-hati Komentar di Medsos Pakai Laptop, Semua Diawasi

Sejumlah pihak menanggapi Benny Wenda secara emosional dan meminta Jakarta tegas.

Siswanto
Jum'at, 04 Desember 2020 | 13:33 WIB
Ustaz Hilmi: Hati-hati Komentar di Medsos Pakai Laptop, Semua Diawasi
Ustaz Hilmi Firdausi [Twitter Hilmi Firdausi]

SuaraJakarta.id - Gerakan Persatuan Pembebasan untuk Papua Barat (ULMWP) mendeklarasikan pemerintahan sementara pada Selasa (1/12/2020) dan menominasikan Benny Wenda, pemimpin yang diasingkan dan tinggal di Inggris, sebagai presiden.

Isu Papua merdeka disambut dengan beragam opini di Jakarta dan menjadi tajuk utama media nasional serta lokal dalam beberapa waktu terakhir.

Sejumlah pihak menanggapi Benny Wenda secara emosional dan meminta Jakarta tegas. Sebagian kalangan merespons dengan mengatakan pemerintah Indonesia mesti mengkaji ulang penanganan persoalan di Papua.

Di Twitter, isu tersebut juga membelah netizen. Sebagian pengguna media sosial bereaksi negatif dan mereka berdebat. Tapi, sebagian warganet menanggapi dengan dingin seakan tak mau terseret dalam politik yang memanas.

Baca Juga:Gubernur Papua Barat: Masyarakat Jangan Panik Lalu Belanja Gila-gilaan

Penceramah ustaz Hilmi Firdaus salah satu pengguna media sosial yang merespons isu yang berkembang dengan tenang.

Dia berkomentar, "Ya Allah, semua pada pingin merdeka, ada apa ini?" dan dia memposting screencapture foto kolase bertuliskan rumah makan Padang Merdeka, Jalan Medan Merdeka, rute Parung - Merdeka.

Dapat ditebak, pengikutnya bereaksi dengan beragam ekspresi bercanda. 

Beberapa netizen memposting foto bus Merdeka, merek roti Saoes Merdeka serta banyak lagi yang lucu-lucu.

Bahkan ada netizen yang tak mau kalah dengan yang lain, dia menyebut nama Arist Merdeka Sirait yang tak lain ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak.

Baca Juga:Deklarasi Negara Republik Papua Barat, MPR: Ini Sangat Mengganggu

Tetapi di antara pengguna Twitter, ada yang mengingatkan postingan Hilmi bisa saja dijadikan alibi untuk memprosesnya. "Hati-hati ustaz, melintir sedikit bakal dijemput kayak Ustaz Maheer." Ustaz Maaher At-Thuwailibi jadi tersangka setelah postingannya dinilai mengandung ujaran kebencian.

Hilmi tentu saja sudah memahami risiko membuat konten di media sosial.

Dia bahkan pernah mengatakan, "Sekedar mengingatkan hati-hati kalau berkomentar tentang sesuatu yang sensitif di medsos menggunakan notebook atau laptop, karena sekarang semua sedang diawasi."

"Tadi saya mau komentar soal Papua di medsos terkejut sekali, ternyata di laptop saya ada tulisan INTEL INSIDE."

Mesti ditanggapi serius

Anggota Komisi I DPR Sukamta meminta pemerintah Indonesia tidak menganggap remeh deklarasi pemerintahan sementara dan dia mengingatkan peristiwa Timor Timur yang akhirnya lepas dari NKRI.

REKOMENDASI

News

Terkini