Heboh Nasi Uduk Aceh di Jakarta Jual Dendeng Babi, Polisi: Lagi Dicek

Pengguna Instagram @rajifirdana yang membagikan pengalamannya ketika hendak menyantap nasi uduk atau nasi gurih Aceh yang ternyata mengandung lauk daging babi.

Rizki Nurmansyah
Selasa, 14 Juni 2022 | 20:10 WIB
Heboh Nasi Uduk Aceh di Jakarta Jual Dendeng Babi, Polisi: Lagi Dicek
Nasi uduk Aceh yang diduga menyajikan menu dendeng babi. [Instagram@rajifirdana]

"Pas sampai di lokasi kita gak curiga sama sekali karena brand yang dimunculikan kan 'Nasi uduk Aceh'. Tapi pas ngeliat dendengnya punya warna yang unik dan beda dengan dendeng yang biasa kita lihat di Aceh," tulisnya.

Ia kemudian bertanya kepada pegawai rumah makan tersebut. Namun tak mendapat jawaban. Justru pelanggan di lokasi itu yang menjawab.

Akun @rajifirdana menceritakan pengalamannya terkait nasi uduk Aceh yang menjual menu dendeng babi. [Instagram]
Akun @rajifirdana menceritakan pengalamannya terkait nasi uduk Aceh yang menjual menu dendeng babi. [Instagram]

"Rupanya benar aja, dendeng yang dijual rupanya gak halal, dan berbahan dasar babi. 'Seingat' saya malah karyawan di situ ada yang pakai jilbab. Setelah itu kita langsung pulang dan cari sarapan di tempat lain," tuturnya.

Ia mengungkapkan, pada dasarnya tidak mempermasalahkan soal makanan babi atau semacamnya. Namun ia mengingatkan terkait Undang-Undang di Aceh soal kekhususan syarait Islam.

Baca Juga:Usai Rendang Babi, Kini Heboh Nasi Uduk Aceh dengan Dendeng Babi di Jakarta

"Prinsipnya begini, kita gak mempermasalahkan soal makanan babi atau semacamnya, karena kita semua punya Hak dan dilindungi. Tapi perlu digarisbawahi juga, kalau Aceh juga punya Undang-Undang tersendiri terkait kekhususan Syariat Islam."

"Saya pikir semua orang pasti tahu kalau #masakanacehhalal, orang-orang kalau mau kulineran masakan Aceh gak perlu ragu soal kehalalannya. Jadi yang saya kritisi adalah brand Aceh yang muncul di produk tersebut, tapi menjual makanan non halal. Saya pikir kurang arif masakan Aceh/brand nama Aceh disandingkan dengan makanan non halal."

"Sekali lagi, saya lahir dan besar juga di lingkungan teman-teman non muslim. Jadi saya tidak mempermasalahkan usaha makanan non halalnya. Tapi menempatkan nama Aceh yang identik dengan Keislaman dan Kehalalannya yang disandingkan dengan makanan non halal, saya pikir kurang bisa diterima masyarakat Aceh khususnya," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak