“Memang biaya pemesanan dibebankan pada penumoang tapi kita juga mendapat potongan,” katanya.
Dalam tuntutannta mereka juga menuntut kesetaraan pendapatan. Lantaran selama ini order pengemudi taksi online tidak merata.
“Kalau yang gacor ya gacor, kalau yang anyep ya anyep. Jadi kami meminta kesetaraan,” jelasnya.
Kemudian tuntutan juga menyasar kepada pemisahan akun taksi online dengan taksi konvensional.
Baca Juga:Sedikit Lagi Langkah Sandy dan Jordi Bela Timnas Indonesia Terwujud, DPR RI Sudah Setuju
“Jadi penumpang selama ini mesennya gocar tapi yang dateng bluebird,” ungkapnya.
Para driver taksi online juga menuntut metode yang digunakan untuk menentukan argo. Terakhir mereka menuntut penentuan tarif dasar atas yang permanen.
“Kadang kan kalau ada kemacetan tarif melonjak setelah kita dapat orderan pas jam macet. Padahal sebelumnya belom ada lonjakan tarif,” pungkas Firmansyah.
Sementara itu, pantauan Suara.com di lokasi arus lalu lintas di Jalan Gatot Subroto atau depan Gedung DPR RI terpantau agak tersendat lantaran pengemudi taksi online ini memarkirkan kendaraannya di bahu jalan.
Baca Juga:Anggota Dewan Kritisi Brigjen Hendra Kurniawan Naik Jet Pribadi Diduga Milik Mafia Judi