Minta Program Rumah DP 0 Rupiah di Era Heru Budi Tak Pakai APBD, PDIP: Program Abal-abal

Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono meminta agar program rumah Down Payment (DP) 0 Rupiah di era Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono tidak lagi gunakan APBD

Chandra Iswinarno | Fakhri Fuadi Muflih
Selasa, 01 November 2022 | 21:28 WIB
Minta Program Rumah DP 0 Rupiah di Era Heru Budi Tak Pakai APBD, PDIP: Program Abal-abal
Rumah DP 0 rupiah Pondok Kepala. (Suara.com/Tyo)

SuaraJakarta.id - Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono meminta agar program rumah Down Payment (DP) 0 Rupiah di era Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono tidak lagi menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Ia meminta dana untuk proyek ini dialihkan ke kegiatan lain.

Hal ini disampaikan Gembong dalam Rapat Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI yang membahas Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) DKI 2023, di Hotel Grand Cempaka Resort, Bogor, Selasa (1/11/2022).

Anggota Banggar DPRD DKI ini menyampaikan hal tersebut langsung kepada Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Sarjoko. Pengalihan anggaran ini disebutnya bisa diberikan untuk program yang lebih bermanfaat.

"Saran saya kepada Dinas Perumahan harusnya DKI fokus pada rumah susun sewa. Agar APBD kita bisa kita turunkan untuk bantu masyarakat memang yang betul-betul dibutuhkan," ujar Gembong di lokasi.

Baca Juga:Soal Nasib TGUPP Berstatus PNS di Era Anies, Heru Budi: Bakal Dikembalikan ke SKPD

Nilai anggaran yang bisa dipakai untuk program rumah DP 0 rupiah ini diketahui dalam rapat senilai Rp1,2 triliun. Besaran dana untuk aspek hunian ini sudah terkena restrukturisasi dari sebelumnya Rp1,46 triliun.

Gembong bahkan menyebut program unggulan eks Gubernur Anies Baswedan ini abal-abal. Karena itu, ia heran mengapa rumah DP 0 Rupiah masih masuk dalam dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) DKI 2023-2026 dengan target pembangunan mencapai 9 ribu unit.

"Kalau bicara DP nol rupiah mohon maaf Pak Sarjoko, DP nol rupiah ini DP abal-abal. Jadi gak usah kita debatkan, tapi yang pasti dari sisi peruntukan bahwa DP nol tidak tepat sasaran," katanya.

Salah satu penyebab program ini tidak tepat sasaran karena persyaratan yang disebutnya tak masuk akal. Calon pembeli disinyalir bukan kalangan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) karena ada maksimal pendapatan senilai Rp14 juta untuk satu pasangan.

"Awalnya DP nol diperuntukan rakyat miskin, MBR. MBR mana yang berpenghasilan 14 juta. Saya kira sudah bikin orang miskin lagi," katanya.

Baca Juga:Soal Kelanjutan Rumah DP 0 Rupiah, Heru Budi Belum Beri Arahan ke Jajarannya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini