SuaraJakarta.id - Pelajar SMP berinisial SH masih mendekam di sel tahanan Polres Metro Jakarta Timur usai melakukan pencabulan terhadap anak berusia 6 tahun yang juga murid taman kanak-kanak (TK).
Warga sekitar, Mariam mengaku tidak menyangka dengan apa yang telah diperbuat oleh SH. Pasalnya, pelaku yang masih bersekolah di tingkat menengah pertama (SMP) ini terbilang cukup sopan.
SH memiliki hobi mencari ikan cere di aliran kali yang berada di lokasi. Dalam kesehariannya, SH sering bertegur sapa dengan Mariam.
“Kadang kalau ketemu, permisi ya nek. Numpang lewat mau cari ikan,” kata Mariam, di Cibubur, Jakarta Timur, Kamis (25/1/2024).
Baca Juga:Siswa SMP Cabuli Anak TK Di Cibubur Resmi Tersangka
Diketahui, peristiwa pencabulan yang dilakukan SH kepada anak TK ini terjadi di kebun milik Mariam yang terletak di belakang rumahnya.
Jalan tersebut tidak bisa diakses untuk umum, hanya melalui pintu yang ada di depan rumahnya. Namun, bagi para bocah di perkampungan tersebut, selalu ada cara untuk menuju kebun tersebut, salah satunya yakni berjalan di beton pembatas saluran tersebut.
Dalam kesehariannya, lanjut Mariam, SH dikenal penyendiri. Ia tidak pernah bermain dengan teman sebayanya. Saat mencari ikan cere pun, SH selalu sendiri.
“Sendiri aja dia gak pernah sama teman-temannya. Nyari ikan cere juga biasanya sendiri,” kata Mariam.
Mariam mengatakan, sejak dulu, pelaku selalu mencari ikan sendirian. Ia tidak pernah berinteraksi dengan korban. Entah bagaimana pertemuan mereka, hingga akhirnya peristiwa tidak senonoh itu dapat terjadi.
Baca Juga:Oknum ASN Dishub DKI Terduga Pencabulan Anak Diberhentikan Sementara
Diketahui, korban merupakan warga Ciracas. Sementara pelaku tinggal di Tipar Depok. Jaraknya hanya dipisahkan oleh aliran kali, dan dapat terhubung nenggunakan jembatan.
“Gak tau mereka temenan apa engga, gak tau sering main apa engga. Tapi baru kemarin liat mereka bareng. Biasanya (pelaku) sendirian di sini,” jelasnya.
Peristiwa Sehabis Hujan
Mariam mengatakan, peristiwa asusila itu terjadi setelah hujan melanda di kawasan mereka. Sekitar pukul 16.00 WIB.
Saat itu, kondisi seberang kebun mereka yang merupakan jalan umum, sepi warga yang nongkrong. Di saat itu pula peristiwa asusila itu terjadi.
Mariam memang tidak melihat secara langsung. Orang yang melihatnya secara langsung yakni keponakannya, yang sedang hamil.
Keponakan Mariam saat itu sedang berada di atas rumahnya. Saat melihat peristiwa itu, ia langsung syok hingga tidak bisa berbuat apapun.
“Mau ngomong atau teriak aja susah. Mau turun ke bawah apalagi, karena kondisinya memang sedang hamil,” katanya.
Namun keponakan Mariam saat itu berinisiatif untuk merekam kejadian itu, dengan harapan dengan rekaman videonya bisa menjadi bukti.
“Karena pas kejadian itu, gak begitu jelas juga pelakunya itu siapa, kan kehalang pohon. Makanya divideoin, pas balik badan baru tuh ketahuan pelakunya,” ungkapnya.
Lapor Ketua RT
Atas temuannya, keponakan Mariam langsung melaporkannya ke Ketua RT. Ketua RT pun pangsung menindaklanjutinya.
Orang tua korban kemudian mendatangi ketua RT setempat dengan harapan ada ganjaran setimpal atas perbuatan yang telah menimpa putrinya.
Sementara itu, Ketua RT 6/3 Cibubur, Sumarsono (63) mengatakan, orang tua korban mendatangi rumahnya sekira pukul 19.30 WIB. Mereka kemudian menuju rumah pelaku, dan bertemu orang tua pelaku. Namun saat itu pelaku sedang tidak berada di rumah.
Tak lama berselang, datang pihak kepolisian dari Polres Metro Jakarta Timur. Pelaku kemudian pulang ke rumah usai ditelepn oleh ibunya.
Tak berselang lama, pelaku dan korban serta para keluarga termasuk Sumarsono digelandang ke Polres Metro Jakarta Timur
“Karena itu pelanggaran asusila yang harus diselesaikan secara hukum supaya tidak terjadi kembali hal-hal yang menimpa warga saya,” ucap Sumarsono.
Dari informasi yang diterima Sumarsono, saat ini bocah lelaki ini masih dilakukan pemeriksaan di Polres Jaktim.
“Saya pulang subuh tadi. Informasi terakhir pelaku masih di Polres, belum ada keluarga korban atau pelaku yang datang lagi kemari,” tandasnya.