SuaraJakarta.id - Sosok Prabowo Subianto merupakan satu dari sedikit sosok di Indonesia yang bekerja dengan ikhlas dan tanpa pamrih.
Bahkan, mantan presiden ke-4 Indonesia, Dr. K.H. Abdurrahman Wahid, atau lebih dikenal dengan nama Gus Dur, pernah menyatakan bila Prabowo Subianto adalah tokoh paling ikhlas se-Indonesia yang bekerja tanpa pamrih.
Dalam debat terakhir yang digelar KPU, Prabowo Subianto kembali menunjukkan jiwa besarnya dengan memaparkan visi misi tanpa menyerang kandidat lain. Bahkan dengan jiwa besar, Prabowo Subianto meminta maaf bila pada masa kampanye dianggap berbuat salah.
"Saya atas nama Prabowo-Gibran dan atas nama Koalisi Indonesia Maju minta maaf kepada paslon 1 Pak Anies dan Pak Muhaimin dan paslon 3 Pak Ganjar dan Pak Mahfud seandainya dalam kampanye ini ada kata-kata kami atau perbuatan kami yang kurang berkenan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya," kata Prabowo di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (4/2/2024).
Disampaikan oleh Ketua Pemuda Pemilih Pandai Prov Banten, Ilham Agung Priatna, menurutnya, latar belakang Prabowo sebagai seorang tentara telah mendidiknya untuk memiliki jiwa besar tersebut.
"Prabowo adalah sosok jenderal dengan integritas tinggi. Karena sebagai seorang tentara Prabowo Subianto memang dididik untuk bekerja dengan ikhlas dan memiliki jiwa besar, dan dengan respon beliau, kami pede pemilu satu putaran karena masyarakat bisa menilai ini sebagai hal yang positif," kata Ilham yang aktif dalam kegiatan kemasyarakatan di Bandung dan sekitarnya
"Saat ini Indonesia sangat membutuhkan seorang pemimpin yang bukan hanya memiliki visi besar demi mewujudkan kemajuan Indonesia, tapi juga memiliki jiwa besar untuk merangkul semua. Dan itu semua ada di sosok seorang Prabowo Subianto," lanjutnya.
Sosok Prabowo yang berjiwa besar dan selalu mementingkan kebutuhan rakyat memang telah meraih banyak dukungan dari berbagai lapisan masyarakat. Terlebih, tidak seperti kandidat lain, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka telah memikirkan kesejahteraan masyarakat, bahkan sejak dari usia dini dengan menyodorkan program memberi makanan bergizi gratis.
Program ini dibuat Karena Prabowo menilai banyak sekali penghasilan orang Indonesia yang masih Rp 1 juta per bulan. Menurutnya, apabila tidak dibantu dalam pemberian makanan bergizi, tentunya akan berat untuk orang tua yang berpenghasilan Rp 1 juta/bulan memberi makanan agar anak-anak mereka mendapat gizi yang dibutuhkan.
Baca Juga: KPU Jaktim Temukan Puluhan Surat Suara Rusak Saat Penyortiran, Ada Yang Sudah Tercoblos?
Apalagi selain diberikan kepada anak-anak, program makanan bergizi ini juga akan diberikan kepada ibu yang sedang hamil. Langkah ini merupakan cara cerdas untuk mengatasi stunting di Indonesia. Sebab, Prabowo mengatakan saat ini banyak anak-anak Indonesia yang berusia 10 tahun tumbuh kembang tubuhnya seperti anak 4 tahun.
Karena itu, gerakan moral Pemilu Damai Pemilih Pandai atau #PDPP turut mengajak generasi muda, baik milenial maupun Generasi Z untuk menyoroti benar hal tersebut. Sebab upaya untuk mengatasi stunting tidak hanya memerlukan keterlibatan pemerintah, tetapi juga kerjasama dari berbagai pihak
Upaya mengatasi stunting memang ini sangatlah penting karena saat ini Indonesia telah menjadi negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan terbesar ke-17 di dunia pada 2022. Namun, sayangnya di tengah pembangunan, angka stunting di Indonesia masih mencapai 21,6% pada 2022. Hal ini sangat tragis karena angka ini merupakan angka tertinggi kedua di ASEAN setelah Timor Leste.
Masalah stunting ini, menurut Ilham, tidak bisa dianggap remeh. Masa 1.000 hari pertama kehidupan, mulai dari kehamilan hingga dua tahun pertama kehidupan anak, adalah periode kritis untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
Apalagi, dengan memberi bantuan makanan bergizi itu, banyak manfaat lain yang bisa diraih karena Prabowo yakin program ini dapat membantu mengentaskan kemiskinan. Ini adalah sesuatu yang penting karena Bank Dunia memperkirakan anak-anak yang mengalami stunting diproyeksi memiliki pendapatan 20% lebih rendah saat dewasa dibandingkan dengan individu yang tidak mengalami stunting.
Terang saja hal tersebut membuat stunting sangat mengganggu produktivitas dan pertumbuhan ekonomi suatu negara, termasuk Indonesia. Para ekonom pun memperkirakan bahwa stunting dapat mengurangi produk domestik bruto suatu negara hingga 3%.
Tag
Berita Terkait
-
Bawaslu DKI Selidiki Dugaan Fahira Idris Kampanye Pakai Kapal Dishub Di Kepulauan Seribu
-
Jawab Tantangan Zaman Now, Milenial Membutuhkan Pemimpin yang Punya Visi Besar dan Melek Teknologi
-
Pemilih Pandai Siap Realisasikan Semangat Ekonomi Mandiri
-
Polda Metro Jaya Catat 53 TPS Pemilu Masuk Kategori Sangat Rawan
-
Amankan TPS Pemilu, Polda Metro Jaya Bersiap Sebar Belasan Ribu Personel Ke 13 Polres
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
-
7 Tren Fintech yang Diprediksi Mengubah Cara Masyarakat Bertransaksi pada 2026
-
Libur Tahun Baru 2026 Sudah di Depan Mata! Ini Jadwal Libur ASN yang Dinanti
-
8 Mobil Bekas untuk Mengatasi Biaya Perawatan Tak Terduga bagi Pengguna Minim Jajan
-
Cek Fakta: Viral Tautan Pendaftaran 500 Ribu Pekerja di Dapur MBG, Benarkah?