Peter pun diseret sambil dipukul dan ditendang oleh segerombolan polisi tersebut.
"Saya sudah jelaskan kalau saya wartawan, tetapi mereka (polisi) tetap merampas dan menyeret saya. Tadi saya sempat diseret dan digebukin, tangan dan pelipis saya memar," kata Peter melalui sambungan telepon.
Setelah merampas kamera, memori yang berisi rekaman video liputan aksi unjuk rasa mahasiswa dan pelajar di sekitar patung kuda, kawasan Monas, Jakarta itu diambil polisi.
Namun kameranya dikembalikan kepada Peter.
Baca Juga:Tiga Jurnalis Mahasiswa Dilaporkan Hilang saat Liput Demo di Istana
"Kamera saya akhirnya dikembalikan, tetapi memorinya diambil sama mereka," ujarnya.
Kekinian Peter dalam kondisi memar di bagian muka dan tangannya akibat penganiayaan aparat kepolisian.